Diragukan Thailand, Satgas COVID Tegaskan Vaksin AstraZeneca Aman

law-justice.co - Vaksin Corona AstraZeneca diragukan kefektifannya oleh beberapa negara, bahkan sampai menolaknya. Namun, terkait hal itu, juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia aman untuk digunakan.

Meski begitu, Pemerintah kata dia tetap terus memantau perkembangan isu adanya pembekuan darah pada beberapa orang yang sudah divaksin AstraZeneca di sejumlah negara Eropa.

Baca juga : Masa Transisi Endemi, ini Protokol Kesehatan dari Satgas Covid-19

"Pemerintah terus mengikuti perkembangan isu terkait vaksin AstraZeneca ini, namun pada prinsipnya vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia aman untuk digunakan sesuai dengan pernyataan dari European Medicines Agency atau EMA yang disampaikan pada hari kemarin, saat ini tidak ada indikasi vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah. Hal ini juga tidak terdaftar sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/3/2021).

Wiku menjelaskan penggunaan vaksin AstraZeneca akan terus dipantau. Jika ada laporan setelah penggunaan vaksin, pemerintah bakal langsung mengambil tindakan.

Baca juga : IDI Sebut Orang yang Belum Pernah Covid-19 Lebih Berisiko Terpapar XBB

"Faktanya lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru ataupun trombosis vena dalam golongan usia jenis kelamin dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca," ujar Wiku.

"Hal ini menunjukkan bahwa kejadian sejenis secara signifikan lebih rendah pada penerima suntikan vaksin dibandingkan angka kejadian pada masyarakat umum. Ke depannya penggunaan vaksin AstraZeneca ini akan terus dipantau sehingga jika terdapat KIPI dapat segera diambil langkah-langkah penanganan yang sesuai," sambung Wiku.

Baca juga : Gelombang Omicron Varian XBB Merebak, Kemenkes: Lebih Cepat Menular

Wiku mengatakan vaksin AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia belum digunakan. Penggunaan vaksin masih menunggu alokasi dari Kemenkes dan sertifikat halal MUI.

"sampai saat ini vaksin AstraZeneca belum disuntikkan untuk target vaksinasi nasional mengikuti proses alokasi yang akan ditentukan oleh kementerian kesehatan dan sertifikat halal dari MUI namun adanya monitoring kemunculan kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI dari pelaksanaan vaksinasi apapun produk terus dilakukan fasilitas kesehatan pelaksana vaksinasi yang diawasi terpusat oleh BPOM dan dianalisis lebih lanjut oleh komnas KIPI," tutur Wiku.

Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-O-Cha dan anggota kabinetnya batal menerima suntikan vaksin virus Corona buatan AstraZeneca. Pembatalan dilakukan setelah otoritas Thailand menunda penggunaan vaksin tersebut usai isu adanya pembekuan darah di beberapa negara Eropa.

Seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (12/3/2021), dekan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Siriraj, Prasit Watanapa, menegaskan dalam konferensi pers yang digelar Kementerian Kesehatan Thailand bahwa peluncuran vaksin ditunda setelah beberapa negara Eropa, seperti Denmark, Norwegia dan Islandia, menangguhkan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.

Diketahui bahwa Otoritas Kesehatan Denmark menangguhkan vaksinasi selama dua minggu setelah seorang wanita berusia 60 tahun, yang diberi vaksin AstraZeneca dari batch yang sama yang digunakan di Austria, mengalami pembekuan darah dan meninggal dunia.
Penangguhan dilakukan setelah mendapat laporan "kemungkinan efek samping yang serius" dari negara-negara Eropa lainnya.

Norwegia dan Islandia mengatakan penangguhan itu sebagai tindakan pencegahan.

"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan," kata Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin COVID-19 Thailand.

Sejumlah ahli kesehatan mengatakan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak boleh diberikan dan kasus pembekuan darah sesuai dengan tingkat kasus serupa pada populasi umum.