Ceramah Ustaz Waloni Tak Ditegur MUI, PDIP: Isinya kan Kadrun Semua

Jakarta, law-justice.co - Ceramah kontroversi yang disampaikan oleh ustaz Yahya Waloni membuat politikus PDIP Dewi Tanjung kesal. Selain soal tak adanya Covid-19, salah satu ceramah ustaz Waloni yang dinilai tak baik adalah mendoakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meninggal dunia. Namun, hingga saat ini, hal itu tak ditegur oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Dewi Tanjung, ceramah Yahya Waloni terlalu berbahaya untuk dikonsumsi publik. Sebab, apa yang dia sampaikan bisa menyebabkan perpecahan. Maka, MUI diminta melarang seluruh kegiatan dakwahnya.

Baca juga : Apakah Prabowo-Megawati akan Singkirkan Jokowi?

“MUI tolong blokir dan larang keras manusia yang bernama Yahya Waloni yang berpraktik menjadi pendakwah atau ustaz. Dia iblis yang menyerupai manusia, menebarkan kebencian dan permusuhan dalam setiap katanya,” tulis Dewi Tanjung seeprti dikutip dari akun Twitternya, Rabu (17/2/2021).

“Apa yang dilakukan sangat mempermalukan dan merugikan agama Islam yang rahmatan lil alamin,” sambungnya.

Baca juga : Terungkap, Ini Alasan PDIP Tarik Ulur Pertemuan Megawati dan Prabowo

Dewi Tanjung mengingatkan, MUI jangan diam saja melihat kejadian tersebut. Mereka sebaiknya bersikap adil dan profesional dengan mengeluarkan fatwa terhadap pendakwah yang acap bicara keras dan kasar.

“MUI, tolong keluarkan fatwa haram Yahya Waloni jadi pendakwah dan ustaz. MUI harus profesional dan bersikap adil.”

Baca juga : Senyum Dibilang PDIP Bukan Kader Lagi, Jokowi: Terima Kasih!

“Jangan urusan SKB 3 menteri terkait pemakai jilbab di sekolah saja MUI ngoceh-ngoceh. Giliran ada manusia ngaku jadi ustaz dan sebar ujaran kebencian dalam isi ceramahnya, MUI mingkem aja,” tegasnya.

Cuitan Dewi Tanjung tersebut kemudian memantik banyak komentar dari warganet. Sebagian dari mereka juga merasa heran, mengapa MUI terkesan diam melihat ustaz-ustaz bicara kasar di depan jamaahnya. Padahal, Islam tidak mengajarkan yang demikian.

Menariknya, ada sejumlah komentar yang Dewi tanggapi. Dia kemudian berkesimpulan, wajar seandainya MUI tak menindak Yahya Waloni. Sebab, kata dia, keduanya berasal dari satu kelompok yang sama.

“MUI kan isinya kadrun,” kata Dewi Tanjung.