Ya Ampun, Puluhan Relawan Medis Gempa Sulbar Terpapar Covid-19

Jakarta, law-justice.co - Pelaksana Klaster Kesehatan Penanganan Gempa Sulawesi Barat, Muhammad Ihwan menyatakan kurang lebih 30 orang relawan medis gempa bumi Sulawesi Barat positif terpapar virus corona (covid-19). Mereka dilaporkan mengalami gejala ringan, sedang, hingga tanpa gejala.

"Sementara direkap jumlahnya, sudah banyak relawan kita yang terpapar. Ada yang PCR, ada yang hanya rapid antigen sudah banyak. Sudah puluhan, 20-30 yang sudah terdata ya sepertinya," kata Ihwan seperti melansir cnnindonesia.com.

Baca juga : Total 105 Orang Meninggal Imbas Gempa 6,2 Magnitudo di Sulbar

Relawan medis yang terpapar covid-19 kemudian diisolasi di tenda khusus di sekitar Rumah Sakit (RS).

Ihwan mencatat sejak 15 Januari lalu sebanyak 881 relawan medis tersebar di sejumlah titik gempa. Sedangkan per Rabu (3/2) kemarin, jumlah relawan medis yang masih bertugas yakni 272 orang.

Baca juga : Kata Menag Yaqut Saat Indonesia Dilanda Banyak Bencana

"Isolasi di RS provinsi Sulawesi Barat, tapi pascagempa dilakukan di tenda selasar rumah sakit. Selain untuk yang tanpa gejala dan gejala ringan dikarantina di gedung lama RS provinsi," jelasnya.

Dihubungi terpisah, dokter spesialis emergensi Tri Maharani yang juga sempat menjadi relawan gempa Sulbar mengaku beberapa kali mendapat laporan perihal teman sejawatnya yang terpapar covid-19 usai tiba di daerah asalnya masing-masing.

Baca juga : Cerita Warga Mamuju Tentang Dahsyatnya Gempa Sulbar

Kebanyakan dari mereka mengaku mengalami gejala anosmia alias tidak bisa mencium bau dan demam. Tri pun mengakui kondisi tenda relawan medis saat itu kurang memadai di tengah suasana bencana alam dan pandemi.

"Tidurnya itu bisa dekat-dekatan, tapi kami tetap pas tidur pakai masker. Makanya ini kami rekomendasikan adanya safety untuk relawan," kata Tri.

Tri menyebut, hasil asesmen dari Emergency Medical Team Ikatan Dokter Indonesia mengeluarkan beberapa permintaan untuk pemerintah provinsi Sulbar.

Salah satunya adalah permintaan rumah isolasi terpusat khusus, sehingga relawan yang terpapar covid-19 tak harus isolasi di tenda lagi.

Ia juga meminta skrining kesehatan rutin terhadap relawan medis dan warga pengungsi agar kasus covid-19 segera terindikasi dan tidak meluas di area posko pengungsian.

"Kemudian protokol kesehatan yang ketat untuk pelayanan dilakukan nakes dan relawan misalnya ada bilik desinfektan, kecukupan APD untuk Nakes, masker N95 sebelum melakukan pelayanan di lokasi pengungsi," jelas Tri.

Sebelumnya, dua hari berturut-turut gempa mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene di Sulawesi Barat pada 15 dan 16 Januari 2021.

Korban meninggal dunia akibat gempa tersebut tersebar antara lain, 79 orang di Kabupaten Mamuju dan 11 orang lainnya di Kabupaten Majene.

Kondisi terkini, jaringan listrik di dua kabupaten terdampak telah berangsur normal. Jalur Majene - Mamuju yang sempat terputus juga sudah dapat dilalui.