Ini Tiga Indikasi Pelemahan Sistem Demokrasi di Rezim Jokowi

Jakarta, law-justice.co - Sistem demokrasi yang telah dianut Indonesia belakangan dianggap mulai melemah di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman, setidaknya ada tiga indikator pelemahan demokrasi Indonesia.

Baca juga : Jokowi Resmi Teken UU DKJ, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

“Pertama, maraknya koersi dilakukan. Kedua, bagaimana negara menggunakan memanfaatkan hukum untuk melemahkan supremasi hukum. Ketiga, negara melalukan mobilisasi terhadap media-media sosial dan media online,” kata Airlangga dalam diskusi virtual LP3ES Jakarta, bertajuk `Depotisme dan Kemunduran Demokrasi`, Senin (18/1).

Dia menerangkan, mobilisasi terhadap media sosial dan media online dilakukan untuk membentuk social concept terhadap tindakan yang dilakukan negara.

Baca juga : Puji Timnas Indonesia U-23, Presiden Jokowi: Sangat Bersejarah!

“Untuk melihat dan memperkaya bagaimana menganalisis persoalan di Indonesia, kami meminjam analisis dari luar yakni new depotism,” imbuhnya.

Airlangga mengatakan, bagi masyarakat yang melakukan kritik terhadap pemerintahan akan dibuat framing yang buruk dengan menempatkan para kritikus sebagai enemy of the nation.

Baca juga : Diungkap Istana, Ini Wejangan Jokowi ke Prabowo-Gibran Semalam

“Rezim new despotism, mereka tahu betul melakukan upaya-upaya yang diperkuat otoritas kekuasaannya dalam bernegara dalam tatannan politik demokratik. Ini yang menjadi pembeda,” tandasnya.