Inflasi 0,02 Persen, Harga Cabai Kian Pedas

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mencatat kenaikan harga cabai merah mencapai 0,06 persen secara bulanan.

Sementara, survei pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Bank Indonesia (BI) pekan kedua bulan ini mencatat potensi kenaikan harga alias inflasi sebesar 0,02 persen secara bulanan pada Oktober 2020. Inflasi utamanya disumbang oleh kenaikan harga cabai merah.

Baca juga : Resmi, Ganjar Pranowo Deklarasi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Penyumbang utama inflasi, antara lain berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,06 persen, minyak goreng, dan bawang merah masing-masing sebesar 0,01 persen," ujar Onny dalam keterangan resmi, Jumat (9/10/2020).

Sementara, komoditas yang menyumbang deflasi alias penurunan harga, yaitu telur ayam ras sekitar 0,05 persen dan beras 0,01 persen. Penurunan harga juga terjadi di emas perhiasan sebesar 0,02 persen.

Baca juga : PDIP Buka Pendaftaran Bakal Cagub dan Cawagub Jakarta Mulai 8 Mei

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,91 persen dan secara tahunan sebesar 1,39 persen," katanya.

Survei BI ini menunjukkan pembalikan dari kondisi pergerakan IHK dalam beberapa waktu terakhir. Sebab, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat IHK mengalami deflasi tiga bulan berturut-turut pada Juli-September 2020.

Baca juga : Respons Gibran Usai Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang Toxic

Deflasi terjadi sebesar 0,1 persen pada Juli, 0,05 persen pada Agustus, dan 0,05 persen pada September 2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan deflasi berturut-turut menandakan daya beli masyarakat masih lemah di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19.

"Ini menunjukkan daya beli kita masih sangat-sangat lemah. Selama kuartal III 2020, daya beli masih lemah. Bahkan, inflasi April-Mei yang ada Ramadan dan Idul Fitri lemah," pungkasnya.