Studi Membuktikan Vaksin Moderna Bereaksi & Aman Bagi Orang Tua

Jakarta, law-justice.co - Sebuah studi ilmiah membuktikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Moderna beraksi dan aman bagi orang tua. Vaksin mRNA-1273 ini mampu merangsang respons kekebalan pada pasien dalam uji klinis tahap awal tanpa menyebabkan efek samping berlebihan.

Vaksin yang dikembangkan perusahaan Moderna berbasis di Cambridge dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular itu menghasilkan antibodi dan sel darah putih yang dikenal sebagai sel T pada 40 sukarelawan. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam New England Journal Medicine.

Baca juga : Kemenkes Pastikan Vaksin Covid Masih Gratis, Berbayar Tahun Depan

Seperti melansir cnnindonesia.com, setengah dari peserta berusia 56 hingga 70 tahun, setengah lainnya berusia lebih dari 71 tahun.

Penelitian juga mengungkap tingkat antibodi dan sel T lebih tinggi pada 20 orang yang menerima dua dosis 100 mikrogram dibandingkan pada 20 orang yang mendapat dua dosis 25 mikrogram. Setiap relawan menerima suntikan dengan selang waktu 28 hari.

Baca juga : FDA Minta Vaksinasi Covid-19 Diusulkan Setiap Tahun

Moderna saat ini tengah menguji dosis yang lebih tinggi dalam uji coba Fase III di 100 lokasi di Inggris.

Sejauh ini, sekitar 27.232 sukarelawan telah mendaftar dalam penelitian ini, setengah sukarelawan mendapatkan vaksin dan setengah lagi mendapatkan plasebo.

Baca juga : Rekomendasi Vaksin Direvisi WHO: Dewasa Tak Berisiko Tak Perlu Booster

Sebanyak 15.454 peserta telah menerima vaksinasi kedua. Sebagai informasi, vaksin Moderna ini merupakan salah satu vaksin dari 11 vaksin yang berada dalam uji coba tahap akhir.

Penemuan ini menggembirakan karena Covid-19 terbukti sangat mematikan pada orang tua, dan vaksin seringkali terbukti kurang efektif pada orang tua.

"Tanggapan kekebalan terhadap banyak vaksin lain telah terbukti menurun seiring bertambahnya usia. Jadi, pengujian kandidat vaksin SARS-CoV-2 pada populasi yang lebih tua sangat penting, karena orang-orang ini bertanggung jawab atas sebagian besar kasus Covid-19 yang serius dan kematian terkait," kata artikel tersebut.

Dalam studi tersebut, vaksin menginduksi tingkat tinggi dari dua jenis antibodi dalam sampel darah yang diambil dari sukarelawan yang lebih tua.

Tingkat antibodi tersebut mirip dengan yang ditemukan dalam darah dari 45 orang yang lebih muda yang telah berpartisipasi dalam uji coba tahap awal sebelumnya.

Selain itu, tingkat antibodi setelah dosis kedua serupa dengan yang ditemukan dalam darah pasien yang sembuh dari Covid-19.

Ada beberapa efek samping, tetapi umumnya ringan atau sedang. Gejala paling umum adalah sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, menggigil, dan nyeri di sekitar tempat suntikan.

Moderna adalah salah satu dari beberapa pembuat obat yang mengerjakan vaksin virus korona yang menggunakan teknologi RNA.

RNA adalah molekul yang menyampaikan instruksi genetik dari DNA ke mesin pembuat protein sel manusia. Vaksin Covid-19 seharusnya mengajarkan tubuh untuk memproduksi protein virus setelah injeksi. Vaksinmendorong sistem kekebalan untuk bereaksi dan membangun antibodi yang akan melindungi penerima dari virus yang sebenarnya.

Sebuah artikel New England Journal of Medicine pada pertengahan Juli melaporkan bahwa vaksin Moderna menghasilkan tanggapan kekebalan pada semua 45 subjek sehat.

Kendati demikian, vaksin tersebut menyebabkan efek samping ringan pada beberapa subjek. Tiga kelompok yang terdiri dari 15 sukarelawan berusia antara 18 dan 55 tahun menerima dosis yang bervariasi.

Mengingat jumlah korban yang sangat besar yang ditimbulkan oleh Covid-19pada orang tua, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular memperluas uji coba tahap awal untuk memasukkan 40 orang dewasa yang lebih tua.

Uji coba yang diperluas dilakukan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Fakultas Kedokteran Universitas Emory di Atlanta, dan Pusat Penelitian Vaksin NIAID di Bethesda, Md.