Ini Kata Stafsus Jokowi soal Pelarangan Ibadah Umat Kristen di Jatim

Jakarta, law-justice.co - Masih adanya kelompok masyarakat yang melarang pemeluk agama tertentu menjalankan ibadahnya membuat Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono jengkel.

Tidak hanya pelarangan, bahkan sampai tidak memperkenankan adanya simbol agama di lingkungan tersebut.

Baca juga : Kondisinya Membaik, AM Hendropriyono Sudah Pulang dari RSPAD

Hal itu diunggah Diaz melalui akun instagram pribadinya, @diaz.hendropriyono. Dia menilai, sikap itu sebagai tindakan intoleransi terhadap minoritas.

Dia menyebut, peristiwa itu terjadi di Desa Ngastemi, Mojokerto Jawa Timur. Dimana pemerintah desa itu, kata Diaz, melarang umat Kristian mendirikan ibadah di salah satu kawasan di desa itu.

Baca juga : Singgung Diaz soal Penghafal Qur`an, Tifatul: BuzzeRp Mana Ngerti?

Ketum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu mengungkapkan, peristiwa itu dari tautan berita dan selembaran berkop pemerintah desa terkait pelarangan ibadah.

Dalam unggahannya itu ia mengatakan, bahwa tidak seharusnya ibadah dilarang-larang. Apalagi dengan simbol agama, yang menurutnya aneh kalau sampai ada yang terganggu.

Baca juga : Yenny Wahid Kritik Diaz Hendropriyono: Jangan Cap Radikal Pesantren!

Diaz pun mengatakan, dirinya adalah seorang pemeluk agama Islam dan tidak terganggu dengan simbol-simbol agama lain.

Baginya, agama yang dianut oleh masyarakat adalah keyakinan sendiri dan tidak sama sekali merugikan dirinya.

"Kalo tahun lalu ada pembongkaran makam umat Kristen, sekarang muncul berita di media bhw ada larangan dari Pemerintah Desa Ngastemi (Mojokerto) kepada seorang warga utk membangun tempat ibadah Kristiani. Bahkan kalo mau membangun rumah tinggal, TIDAK diperbolehkan ada SALIB, karena "mencerminkan karakteristik tempat ibadah kristen," katanya lewat akun instgram pribadinya.

"Saya adalah orang ISLAM, tapi saya tidak alergi dengan umat KRISTEN, apalagi hanya sama salib!!".

"Agama seseorang tidak merugikan saya. Tapi tindakan bodoh seorang Pemimpin Desa bukan hanya bisa merusak mental penduduk desa, tapi juga bisa menghancurkan seluruh negeri ini #MasBos," lanjutnya.

 

 
 
 
View this post on Instagram

Kalo tahun lalu ada pembongkaran makam umat Kristen, sekarang muncul berita di media bhw ada larangan dari Pemerintah Desa Ngastemi (Mojokerto) kepada seorang warga utk membangun tempat ibadah Kristiani. Bahkan kalo mau membangun rumah tinggal, TIDAK diperbolehkan ada SALIB, karena "mencerminkan karakteristik tempat ibadah kristen" Saya adalah orang ISLAM, tapi saya tidak alergi dengan umat KRISTEN, apalagi hanya sama salib!! Agama seseorang tidak merugikan saya. Tapi tindakan bodoh seorang Pemimpin Desa bukan hanya bisa merusak mental penduduk desa, tapi juga bisa menghancurkan seluruh negeri ini #MasBos

A post shared by Diaz Hendropriyono (@diaz.hendropriyono) on