4 Strategi Maut Mendag Hadapi Pandemi Covid-19

Jakarta, law-justice.co - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan saat pandemi Covid-19 saat ini harus ada strategi yang bisa diterapkan untuk mengubah tatanan sosial dan ekonomi. Bahkan, untuk bisa survive atau bertahan hidup masyarakat dan pemerintah harus dapat menyesuaikan diri dari perubahan yang ada.

"Pandemi mengubah berbagai tatanan yang ada saat ini, dan untuk survive kita harus dapat menyesuaikan diri dari perubahan yang ada. Dengan adanya social distancing, pendekatan konvensional tidaklah diterapkan. Oleh karena itu, harus terdapat strategi yang bisa kita terapkan," ujar Agus, dikutip dari Okezone.com, Minggu (20/9/2020).

Baca juga : Diungkap Mahfudz Siddiq, Gelora Tegas Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo

Adapun empat strategi yang direkomendasikan Menteri Perdagangan bagi masyarakat, secara khusus bagi pelaku usaha. Keempat hal itu di antaranya, pertama, emphatic society, yakni mengedepankan empati dalam komunikasi marketing. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat menjadi korban saat pandemi Covid-19 sehingga masyarakat dituntut mampu melahirkan tatanan baru yang penuh dengan solidaritas sosial yang tinggi.

Kedua, multimedia marketing, yakni menginformasikan dan menjawab segala keluhan pelanggan di berbagai platform informasi. Baik melalui website, email, dan sosial media, dan platform digital lainnya.

Baca juga : Kejagung-KPK Didesak Usut Rumor Korupsi Rafael Alun Rp3.000 Triliun

Ketiga, go virtual, berupa memastikan bahwa bisnis perusahaan dapat dijangkau secara online. Dengan adanya Covid-19 konsumen menghindari kontak fisik. Karena itu, mereka beralih menggunakan media virtual atau digital.

Keempat, jaminan keamanan, yakni memberikan informasi mengenai jaminan keamanan produk. Saat ini masyarakat mengutamakan keamanan.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

Selain itu, dalam menyikapi dinamika perekonomian global, Kementerian Perdagangan memiliki beberapa kebijakan strategis dalam mendorong kinerja perdagangan di Indonesia, pertama, memudahkan dan mempercepat pelayanan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor melalui surat penerapan affixed signature dan stamp.

Kedua, menerapkan automatic automatisation dalam memproses perizinan ekspor dan impor bagi reputable traders. Ketiga, meningkatkan dan mempercepat layanan ekspor dan impor, sert mengawasi melalui national logistic ecosystem (NLE).

"Keempat, meningkatkan fasilitas dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta business matching secara virtual melalui perwakilan perdagangan," ujar Agus.

Kelima, melakukan pelatihan kepada calon eksportir baru baik yang dilaksanakan oleh kementerian perdagangan maupun yang dilakukan bekerja sama dengan beberapa lembaga dan mitra dagang agar saat situasi kembali normal pelaku usaha sudah siap memanfaatkan peluang ekspor yang ada.

Keenam, mengusulkan insentif berupa asuransi atau kredit ekspor atau pembiayaannya kepada lembaga pembiayaan ekspor indonesia atau LPEI bagi eksportir terdampak Covid-19.