Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diduga Diracun

Jakarta, law-justice.co - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny diduga diracun oleh lawan politiknya sehingga dilarikan ke rumah sakit.

Alexey tidak sadarkan diri dalam sebuah penerbangan ke Moscow.

Juru bicara Navalny Kira Yarmysh menjelaskan pria berusia 44 tahun itu jatuh sakit di pesawat, yang berangkat dari Tomsk. Pilot pesawat kemudian memutuskan untuk mendarat darurat di Omsk, di mana sekarang Navalny berada.

Aktivis anti Kremlin dan anti korupsi itu hingga kini belum sadar dan berada dalam kondisi serius, bahkan harus menggunakan ventilator.

Yarmysh membuka dugaan ada racun yang dimasukkan ke dalam teh yang diminum Navalny ketika dia bertemu dengan para aktivis di Tomsk, seperti dilansir Bloomberg via Bisnis, Kamis (20/8/2020). Navalny diklaim hanya minum teh sejak pagi harinya.

Dugaan Alexei Navalny diracun itu tidak dibantah oleh Anatoly Kalinichenko, dokter di fasilitas kesehatan tempat Navalny dirawat.

"Pasien dalam kondisi serius dengan dibantu ventilator, tapi kondisinya stabil," ucapnya.

Alexei Navalny yang diduga diracun itu datang ke Tomsk menghadiri pertemuan sesama aktivis dan mendukung kandidat oposisi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) regional yang akan diselenggarakan pada September 2020.

Navalny adalah pemimpin oposisi Rusia yang paling kuat dalam gelombang unjuk rasa menentang kembalinya Presiden Vladimir Putin ke Kremlin pada 2011-2012.

Dia menggunakan media sosial, yakni Twitter dan YouTube, untuk menyampaikan kritik dan investigasinya atas berbagai dugaan penyalahgunaan yang dilakukan pejabat-pejabat tinggi Rusia yang menjadi pendukung Putin.

Pada Juni 2020, Komite Penyelidikan Rusia membuka investigasi terhadap Navalny setelah dia dituding melecehkan nama baik seorang veteran Perang Dunia (PD) II ketika menggelar kampanye melawan referendum atas perubahan konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden.

Dia juga menjadi kritikus Kremlin terakhir yang menjadi korban karena diracun. Pada 2006, eks pejabat keamanan Alexander Litvinenko meninggal di London setelah meminum teh yang sudah ditaburi polonium.