Harga Emas Dunia Turun 5% Tapi Emas Antam Justru Naik

Jakarta, law-justice.co - Harga emas dunia turun sampai 5 persen pada Jumat (14/8) dan menjadi harga terburuk sejak Maret lalu, akibat kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang mengurangi daya tarik untuk membeli logam mulia.

Menurut Bloomberg, harga emas spot turun 0,84% menjadi US$ 1.937,32 per ons troi pada pukul 23.00 WIB. Sementara harga emas berjangka AS merosot 1,13% ke posisi US$ 1.948,10 per ons troi. 

Namun sebaliknya harga emas 24 karat Antam, di Jakarta, Jumat (14/8) justru mengalami kenaikan Rp 12.000 per gram. Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam pada Jumat (14/8) berada di Rp 1.040.000 per gram. Harga emas Antam ini naik Rp 12.000 per gram dari harga Kamis (13/8) di Rp 1.028.000. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam menjadi Rp 930.000.

Berkurangnya daya tarik emas global akibat kemacetan pembahasan stimulus AS untuk membantu ekonomi yang terkena hantaman virus corona baru. Setelah mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.072,50 pada 7 Agustus dan naik selama sembilan minggu berturut-turut, harga emas turun 4,8% pada pekan ini. 

"Harga emas telah berada dalam keadaan merosot. Ketika ada sedikit kenaikan dalam imbal hasil (obligasi AS) bersama dengan kebuntuan pada pembahasan stimulus, kita akan melihat sedikit retracement," kata David Meger, Director of Metals Trading High Ridge Futures. 

"Harga emas telah melangkah terlalu jauh, terlalu cepat, dan kami yakin pasar membutuhkan jeda, konsolidasi. Dan itulah yang kami lihat," ujar dia kepada Reuters.

Data ekonomi yang buruk, termasuk penjualan ritel AS yang mengecewakan, juga tidak membantu harga emas. Imbal hasil obligasi acuan tenor 10 tahun melayang di dekat level tertinggi dalam tujuh minggu terakhir.

"Harga emas akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa lagi seiring kemungkinan paket stimulus yang substansial dan kemungkinan kekacauan di sekitar Pemilihan (Presiden AS) akan mendorong orang-orang ke tempat yang aman," kata Jeffrey Sica, Founder Circle Squared Alternative Investments, ke Reuters.

Sementara harapan untuk putaran baru bantuan virus corona AS memudar ketika Kongres memasuki masa reses. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang aset non-imbal hasil seperti emas batangan, yang harganya telah naik lebih dari 28% sepanjang tahun ini.