Ormas Solo & Karanganyar Protes Keras Logo HUT ke-75 RI Mirip Salib

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Kota Solo memprotes keras logo HUT ke-75 RI yang dikeluarkan Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg).

Humas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Hendro Sudarsono mengatakan, alasan yang menjadi keberatan pihaknya ialah ada salah satu logo tersebut menyerupai simbol salib.

Baca juga : Ini Susunan Pemain Indonesia vs Uzbekistan: Sananta Gantikan Struick

Pada surat yang dikeluarkan oleh Kemensesneg sendiri, ada beberapa logo yang dianjurkan untuk diunduh masyarakat secara gratis.

Kata dia, dari kesekian logo, jenis mozaiklah yang dipersoalkan oleh pihaknya. Dia menganggap jika mozaik tersebut menyerupai simbol salib.

Baca juga : Myanmar Dilanda Gelombang Panas 48,2 Derajat Celsius

"Tidak rumit untuk mengenali simbol ini. Kesan pertama pasti menyerupai simbol salib," tegas Humas DSKS Hendro Sudarsono seperti melansir tribunnews.

Baca juga : Komisi III Dukung Polda Kalsel Miskinkan Bandar Narkoba dengan TPPU

(tribun).

Rupanya, mozaik yang dimaksud oleh DSKS tak berlaku paten. Mozaik tersebut merupakan 10 template yang disediakan oleh Kemensesneg.

Masyarakat bebas menyusun 10 template tersebut dengan model yang diinginkan. Selain itu, masing-masing mozaik, dalam surat tersebut mempunyai arti tersendiri.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sendiri tidak memasang ke sepuluh mozaik yang dipermasalahkan oleh DSKS tersebut.

(tribun).

Sedianya, Pemkot Solo memasang simbol 75 yang tersedia dalam logo tersebut.

"Kalau Pemkot kan tidak memakai itu, logonya terlalu ruwet," tandasnya.

Disisi lain, upaya delegasi yang dilakukan Aliansi Ummat Islam Karanganyar (AUIK) dengan mendatangi Kantor Setda Karanganyar dalam agenda menyampaikan keberatan terkait Logo mirip salib pada spanduk dirgahayu HUT-RI ke-75 akhirnya membuahkan hasil.

Diawali dari penemuan spanduk yang terpasang di beberapa titik di Karanganyar, warga resah kemudian info tersebar ke media sosial dan menimbulkan polemik di kalangan Ummat Islam.

Pasalnya, spanduk tersebut selain dicantumkan angka 75 yang artinya HUT-RI ke 75 tahun desain terbaru, disebelahnya tersusun kotak-kotak merah putih sehingga mirip simbol salib.

Karena menimbulkan keresahan, menurut Ustadz Fadhlun Ali Tokoh Aliansi Ummat Islam Karanganyar mendapat keterangan dari Pihak Setda Karanganyar melalui telepon pada hari Rabu 5 Agustus 2020 kemarin.

Selanjutnya Setda dan Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan untuk menarik kembali spanduk dirgahayu HUT-RI mirip simbol salib tersebut di seluruh wilayah Karanganyar.

Ustadz Fadhlun berpesan kepada Ummat Islam agar peka, sensitif terhadap agamanya.

“Umat Islam jangan sampai kocolongan dengan adanya upaya-upaya terselubung kristenisasi melalui simbol-simbol salib di tempat publik dan Umat Islam harus mempunyai ghiroh dalam menjaga dienul Islam” tandasnya seperti melansir panjimas.com.

Abu Hambro, salah satu tokoh perwakilan AUIK juga berpesan kepada umat Islam agar kritis terhadap dominasi pendidikan yan sangat liberal dan cenderung sering menyudutkan umat Islam.

“Ummat Islam harus bangkit untuk mengkritisi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar maklumat undang-undang dalam pembukaan UUD 1945 yang substansinya mencerdaskan kehidupan bangsa bisa tercapai” tambahnya.

Sepanduk tersebut adalah desain terbaru yang direlease secara resmi oleh Sekretariat Negara (Setneg) dan telah terpasang secara nasional. Belum ada penjelasan dari pemerintah melalui Setneg terkait simbol kotak-kotak mirip salib tersebut.