Jakarta, law-justice.co - Tuntutan jaksa penutut umum (JPU) Robertino Fedrik Adhar Syaripuddin terhadap dua terdakwa kasus dugaan penganiayaan dengan penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan berupa 1 tahun penjara menyita perhatian publik. Pasalnya, tuntutan tersebut dinilai tak adil.
Salah satu yang mengomentarinya adalah mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto atau (BW). Mantan pimpinan Novel di KPK itu sampai menyindir jaksa Fedrik.
"Luar biasa," kata BW melalui akun Twitternya @sosmedbw seperti dikutip law-justice.co, Sabtu (13/6/2020).
Dia mengaku heran, hal itu dilakukan terhadap sesama rekan penegak hukum.
"Mata kolega MU,sesama Penegak Hukum(PH),dirusak. Pelakunya juga PH, melawan kewajiban jabatannya," katanya.
Dia mengatakan aksi dua terdakwa yang berasal dari institusi Polri tersebut sudah termasuk kejahatan serius. Pasalnya sarana ynag digunakan begitu berbahaya dan dilakukan pada waktu yang masih sangat pagi.
Namun, dia heran tuntuttannya begitu ringan. Dia menduga jaksa yang menuntut terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette tersebut sedang menghina institusi penegak hukum.
"Sarana yng dipakai mematikan(air keras),niatnya serius(subuh), serangan pada bagian vital dari organ(mata). Kejahatan serius tap dituntut sangat ringan. Apakah sedang caci & hina korps PH?," tandasnya.
<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">LUAR BIASA. Mata kolega MU,sesama Penegak Hukum(PH),dirusak. Pelakunya jg PH, melawan kewajiban jabatannya, sarana yg dipakai mematikan(air keras),niatnya serius(subuh),serangan pd bagian vital dr organ(mata). Kejahatan serius tp dituntut sgt ringan. Apk sdg caci & hina korps PH? <a href="https://t.co/X38sYQ7Alz">https://t.co/X38sYQ7Alz</a></p>— Bambang Widjojanto (@sosmedbw) <a href="https://twitter.com/sosmedbw/status/1271738262944505856?ref_src=twsrc%5Etfw">June 13, 2020</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>