Dosen UI Ini Sanggupi Tantangan Luhut pada Pengkritik Utang Pemerintah

Jakarta, law-justice.co - Dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, DR. Djamester Simarmata memastikan menyanggupi tantangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Sebelumnya Luhut menantang setiap pengkritik kebijakan utang negara yang dilakukan pemerintah untuk bertatap muka dengannya.

Baca juga : Tak Sudi RI Terus Ekspor via Singapura, Luhut: Buka Jalur Baru ke Cina

Dengan begitu kata dia, dirinya ingin berbincang terkait penambahan utang negara selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Menanggapi itu, DR. Djamester Simarmata lewat akun twitter pribadinya @DSimarmata meminta ditentukan waktunya untuk bertemu dengan Luhut membahas hal tersebut.

Baca juga : Soal Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Minta China Serius Bantu RI

“Caranya gimana? Saya termasuk yang tidak setuju (utang). Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!” kicaunya di twitter.

Berdasarkan data dari situs http://staff.ui.ac.id, DR. Djamester Simarmata mengajar mata kuliah ekonomi sektor publik.

Salah satu buku yang pernah diterbitkannya berjudul "Analisa Proyek Publik dan Pemerataan", yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit FEUI pada tahun 1990.

Dia mengaku sudah pernah menerbitkan tulisan mengenai utang pada tahun 2007 lalu. Kala itu tulisannya diterbitkan hingga 24 halaman dalam Jurnal Ekonomi.

“Tentang utang. Dalam Jurnal Ekonomi, no. 1 tahun 2007, paper saya dalam Kongres ISEI di Manado diterbitkan, hal 1-24. Di situ saya hitung, tingkat utang sustainable 29,2 persen PDB, total utang dalam negeri dan luar negeri. Kemkeu anggap itu hanya ULN. Data 2019 total utang DN+LN telah > 60 persen,” kicaunya lagi ditwitter.

Dia memastikan nantinya, setiap argumen yang dia lontarkan sudah berdasarkan data dan perhitungan matang.

Djamester Simarmata juga memastikan dirinya bukan orang yang sekadar teriak tapi tanpa ada dasar yang jelas.

“Saya tidak hanya kritik, tetapi dengan data dan perhitungan. Saya tidak akan mau teriak-teriak tanpa ada dasar. Diluar ini saya sedang nulis buku kecil tentang perbankan, moneter, dan pembangunan. Tadinya saya harap jawaban datang dari Menkeu & Wamenkeu,” twitnya.

“Apa artinya bila total utang telah lebih dari 60 persen PDB? Untuk ini sebelum saya lanjutkan, tolong di cari apa kata Stiglitz, sebab ini terkait dengan isu yang marak baru-baru ini tentang moneter: ada MMT yang dipopulerkan oleh Mardigu, dan saya amat dukung NCT, dekat ide Richard Werner,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menantang setiap pengkritik kebijakan utang negara yang dilakukan pemerintah untuk bertatap muka dengannya.

Dengan bertatap muka, Luhut mengaku ingin berbincang terkait penambahan utang negara selama pandemi virus corona atau Covid-19.

"Jadi kalau ada yang mengkritik kami (pemerintah), sini saya juga pingin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong. Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini ," kata Luhut melalui diskusi virtual di Jakarta, Selasa (2/6).

Dengan jumawa, Luhut yang mengaku berlatar belakang ekonomi merasa yakin bisa menjawab setiap data yang disajikan para pengkritik.

”Saya bisalah jawab itu. Tapi, jangan rakyat dibohongin," kata Luhut.