Melaju Sendiri, Pasien Covid-19 di AS Lewati 100.000 Orang

Jakarta, law-justice.co - Korban kasus covid-19 di Amerika Serikat begitu mengerikan. Hingga Rabu (27/5/2020) hari ini, jumlah pasien meninggal akibat virus corona itu sudah melewati angka 100.000 orang.

Berdasarkan data yang dilaporkan Worldometers, jumlah kematian di AS kini 100.572 jiwa sementara jumlah kasus mendekati 1.725.275.

Baca juga : Seorang Pria Bakar Diri Saat Sidang Donald Trump Digelar

Dengan korban sebanyak itu, negara yang dipimpin Donlad Trump itu melaju sendirian dalam hal jumlah korban meninggal dan juga kasus infeksi positif. Kini kasus infeksi positif di AS lebih dari 1,7 juta. Jumlah tersebut hampir setengah dari jumlah kasus di seluruh dunia yang kini sebanyak 5,6 juta.

Sementara jumlah kasus baru menurun di 10 negara bagian AS dan tetap stabil di 22 negara. Namun infeksi terus meningkat di 18 negara bagian lain termasuk Georgia, Arkansas, Kalifornia, dan Alabama.

Baca juga : Trump Disebut Ketiduran saat Jalani Sidang Pertama di Manhattan

Dan kini angka kematian tersebut sudah melewati yang diprediksi oleh Donalt Trump sendiri yang dulu memprediksi korban keamtian akan mencapai 100.000 orang. Meski begitu, kebijakan yang dibuat Trump masih saja mengundang kontroversi.


Melansir Aljazirah, Trump malah terus menekan gubernur negara bagian untuk membuka kembali ekonomi mereka dan memungkinkan transisi menuju kehebatan yang telah ia adopsi sebagai slogan kampanye baru untuk melanjutkan dengan kecepatan penuh ke depan.

Baca juga : Donald Trump Divonis Denda Rp5,5 Triliun Soal Kasus Penipuan Kekayaan

"Akan ada pasang surut. Tetapi tahun depan akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah ada!," kata Trump soal indeks pasar saham AS dikutip Aljazirah, Rabu.

Penilaian optimistis Trump terhadap situasi yang dihadapi AS terjadi setelah liburan akhir pekan Memorial Day yang panjang yang membuat orang Amerika di beberapa tempat menyingkirkan ketakutan mereka akan virus corona.

Ini juga menandai awal tradisional musim panas seperti tahun-tahun sebelumnya. Banyak warga ke pantai, berkumpul memanggang barbekyu halaman belakang, dan bergabung ke kolam renang yang ramai.

Pejabat di semua 50 negara bagian AS telah melonggarkan pembatasan sebelumnya sampai batas tertentu. Bahkan di Kalifornia, dengan beberapa aturan penahanan virus corona yang paling ketat di negara itu, pejabat kesehatan masyarakat mengumumkan bahwa ritel dengan belanja di dalam toko dan tempat ibadah sekarang dapat dibuka.

Para pejabat kesehatan global mempringatkan bahwa dunia masih berada di tengah-tengah wabah. Hal ini tentu mengurangi harapan untuk pemulihan ekonomi global yang cepat dan perjalanan internasional yang baru.

"Saat ini, kami tidak berada dalam gelombang kedua. Kami tepat di tengah gelombang pertama secara global," kata Direktur Eksekutif Organisasi WHO Mike Ryan.

"Kami masih sangat dalam fase di mana penyakit ini sebenarnya sedang dalam perjalanan," kata Ryan, menunjuk ke Amerika Selatan, Asia Selatan dan bagian lain dunia.