Singgung Larangan Mudik, Sultan HB X: Mosok Pulang Enggak Boleh!

Jakarta, law-justice.co - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono atau HB X tidak mempersoalkan banyaknya orang mudik ke DIY saat wabah virus corona. Dia menilai DIY tetap terbuka bagi para pemudik namun mereka harus terpantau dengan baik untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sultan HB X tidak mempersoalkan para pemudik yang berdatangan ke wilayah DIY. Karena mereka mudik ke Jogja dengan beragam motivasi dan belum tentu sekadar hanya ingin bertemu keluarga.

Baca juga : Hamas Siapkan Jebakan Jika Israel Menyerang Rafah

Menurut Sultan, bisa jadi orang yang mudik saat wabah corona adalah pedagang di Jakarta namun tidak laku atau karyawan yang di-PHK. Akhirnya mereka memilih pulang ke kampung halaman karena biaya hidup di Jakarta tergolong tinggi.

Karena itu, wajar jika para pemudik pulang, termasuk ke DIY.

Baca juga : 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Saat BI Rate Naik

“Mungkin dia pedagang di Jakarta karena zona merah tidak laku dagangannya, daripada di sana lebih baik pulang, mungkin juga di Jakarta di-PHK. Daripada beban hidup di Jakarta mahal, mulih wae, mosok mulih ora oleh [pulang saja, masak pulang kampung tidak boleh],” katanya, Senin (30/3/2020).

Karena motif mudik di saat wabah corona yang bermacam itulah, kata Sultan, harus diketahui asal para pemudik tersebut. Hal itu untuk mengantisipasi kedatangan pemudik dari wilayah zona merah corona seperti Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga : Pekerja Tak Digaji, Direksi & Komisaris Indofarma Berlebih Tunjangan

Faktanya, saat ini tidak ada basis penularan corona secara lokal di DIY. Menurut Sultan, penularan lebih disebabkan orang Jogja keluar DIY kemudian pulang membawa virus.

ODP Melonjak

Sekitar 10 hari lalu, data jumlah orang dalam pengawasan (ODP) hanya berkisar 300-400 orang. Namun jumlah saat ini melonjak menjadi lebih dari 1.000 orang yang menurut Sultan didominasi pendatang.

Karena itu, kata Sultan, perlu ada aturan agar pemudik mematuhi protokol kesehatan. Orang yang mudik saat wabah corona ini harus melapor ke pengurus RT atau kelurahan setempat sehingga bisa dipantau dan melakukan isolasi mandiri.

“Mau kembali ke tempatnya [kampung halaman] masak tidak boleh. Yang penting dia bisa kita kontrol dan bisa mendisiplinkan diri untuk tidak menular kalau dia positif,” ucapnya.

Sultan menegaskan tidak ada Gubernur di Jawa ini yang menyatakan tidak mau menerima pendatang, Dengan demikian, ruang bagi orang yang mudik masih terbuka meski saat wabah corona.

“Tidak ada Gubernur se-Jawa itu yang mengatakan tidak mau menerima pendatang, itu enggak ada, berarti apa? ruang itu dibuka, hanya sekarang perlu diatur,” ujarnya. (solopos.com).