INDEF: Tim Ekonomi Tak Kompeten Dicopot di Negara lain, Indonesia?

Jakarta, law-justice.co - Tim ekonomi Presiden Joko Widodo dinilai terlalu menganggap enteng dalam membenahi faktor fundamental ekonomi yang menyebabkan nilai tukar rupiah anjlok terhadap dolar AS.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS paling anjlok dibanding negara-negara tetangga yang sama mengalami dampak dari pandemik virus corona atau Covid-19.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan, Rupiah Kembali Anjlok ke Rp15.914 per Dolar AS

"Kalau dibandingkan bukan hanya kalah dengan Malaysia, tapi juga Thailand bath melemah 3,7 persen, dolar Singapura 4 persen, Yuan 1,25 persen, tapi Indonesia melemahnya keterlaluan sampai 18,84 persen dalam sebulan terakhir. Ini kan gawat," ujar Bhima Yudhistira, Selasa (24/3).

Kata Bhima, melemahnya rupiah yang sangat tinggi tersebut memperlihatkan bahwa tim ekonomi Jokowi menyepelekan untuk memperbaiki faktor fundamental ekonomi.

Baca juga : Lebaran 2024, Ekonom Indef Proyeksikan Perputaran Uang Capai Rp 235 T

"Artinya, tim ekonomi Jokowi ini menganggap enteng dalam membenahi faktor fundamental ekonomi," tegasnya.

Bahkan, Bhima pun membandingkan dengan negara lain yang juga pernah mengalami kondisi seperti Indonesia. Presiden di negara lain, kata dia, langsung mencopot para tim ekonomi yang tidak berkompeten.

Baca juga : Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.882 per Dolar AS pada Awal April 2024

"Kalau di negara lain, sudah dicopot presiden, menteri yang kurang kompeten disaat krisis. Sebaiknya sih mundur ya, sebelum ada reshuffle. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan sosok profesional yang bisa bekerja dengan totalitas," pungkasnya. (rmol).