Anjlok Terus, Ini Skenario Terburuk IHSG Hingga Akhir Semester I-2020

Jakarta, law-justice.co - Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah ambles 25,54%. Kemarin, IHSG kembali keok dan melemah 4,42% ke level 4.690,66.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pelemahan hari ini disebabkan kekhawatiran pasar akan merebaknya virus corona (Covid19). Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) dinilai belum berdampak pada penguatan IHSG hari ini.

Baca juga : Ini Susunan Pemain Indonesia vs Uzbekistan: Sananta Gantikan Struick

Pun begitu dengan rilis data neraca perdagangan Indonesia yang surplus US$ 2,36 miliar seiring anjloknya impor dari China. Sentimen ini pun belum sanggup memapah IHSG ke zona hijau hari ini.

Lebih lanjut, Hendriko bilang penyebaran corona akan menimbulkan dampak sistemis.

Baca juga : Myanmar Dilanda Gelombang Panas 48,2 Derajat Celsius

“Pelemahan IHSG ini bukan faktor fundamental dalam negeri saat ini. Pelemahan IHSG lebih karena orang takut akan penyebaran covid-19 berdampak ke ekonomi global ke depannya,” ujar Hendriko, Senin (16/3).

Jika penyebaran virus corona terus berlanjut, hitungan Hendriko, IHSG bisa jatuh hingga menyentuh level support 4.000 pada akhir semester I-2020. Adapun level resistance terdekat IHSG hingga akhir paruh pertama 2020 ada di level 4.800.

Baca juga : Komisi III Dukung Polda Kalsel Miskinkan Bandar Narkoba dengan TPPU

Hitungan Analis Panin Sekuritas William Hartanto tidak jauh berbeda. Dengan skenario terburuk, IHSG bisa terus merosot dan menyentuh titik support di level 4.200 sampai akhir semester I-2020. Sementara hingga akhir kuartal I-2020, IHSG diproyeksi akan parkir di level 4.600.

Adapun pelemahan IHSG hari ini justru akibat kebijakan The Fed yang menunjukkan kepanikan dalam mengambil kebijakan penurunan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps) menjadi 0%-0,25%. Suku bunga ini menjadi yang terendah sejak tahun 2015.

Ke depan, William menilai sentimen penyebaran Covid-19 masih menjadi penjegal utama bagi laju IHSG. Namun, masih ada angin segar bagi IHSG yakni pembagian dividen serta rilis kinerja emiten untuk periode triwulan I-2020.

“Selain itu, belum ada sentimen yang signifikan terhadap pasar. Bahkan, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh pun masih belum bisa meredam penurunan indeks,” terang William kepada Kontan.co.id, Senin (16/3). (kontan.co.id).