MUI Jatim Ulama Madura Tolak Rencana Terowongan Istiqlal-Katedral

Jakarta, law-justice.co - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mendukung penuh penolakan Aliansi Ulama Madura (AUMA) dan Tapal Kuda (AUTADA) soal rencana pembangunan trowongan Istiqlal – Katedral.

Ketua MUI Jatim, Kiai Abdusshomad Buchori mengatakan negeri ini masih banyak masalah yang perlu diutamakan selaian terowongan.

Baca juga : Pemerintahan Prabowo Dihantui Impor Migas dan Subsidi Energi

“Negeri ini sudah banyak masalah jangan menambah masalah lagi, “ kata Kiai Abdusshomad dalam pernyataan yang dikirim ke redaksi Indonesiainside.id, hari Ahad (16/2).

“Orang Islam yang baik adalah yang bisa meninggalkan apa saja yang tidak berguna, “ tambahnya.

Baca juga : Indonesia Kalah dari Uzbekistan 0-2, Pertandingan Penuh Drama

Menurut Kiai Somad, toleransi kuncinya adalah menghormati pihak-pihak yang berbeda. Toleransi bukan menggabungkan, merangkai, atau mendekatkan tempat ibadah.

“Soal ibadah, prinsipnya bagimu agamamu dan bagiku agamaku sendiri,” tambah Kiai Somad.

Baca juga : Gol Bunuh Diri Arhan, Indonesia Tertinggal 0-2

Selain MUI, dua Ormas Islam besar, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, sudah mempertanyakan tujuan pembangunan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengaku tidak tahu apa tujuan terowongan Istiqlal-Katedral dibangun. Secara budaya atau agama, dua-duanya tidak masuk.

Sementara Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti ikut mempertanyakan tujuan dan nilai strategis dari wacana Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun terowongan tersebut.

Menurut dia, yang dibutuhkan saat ini bukan silaturahmi dalam bentuk fisik atau infrastruktur terowongan.

“Tapi yang diperlukan itu silaturahmi dalam bentuk infrastruktur sosial, dimana pemerintah secara sungguh-sungguh membangun toleransi yang autentik, toleransi yang hakiki, bukan toleransi yang basa-basi,” kata Mu’ti di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (10/2).

Sebelumnya, Presiden Jokowi akan membangun terowongan dari Masjid Istiqlal ke Gereja Katedral dengan dalih untuk mempermudah silaturahmi antarumat beragama.

“Ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi. Jadi tidak kelihatan berseberangan, tapi silaturahmi,” kata Jokowi saat meninjau proses renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Jumat (7/2) pagi. (Indonesiainside.id).