Jurus SKK Migas Kejar Target Sejuta Barel Minyak di 2031

law-justice.co - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menargetkan untuk mengejar produksi 1 juta barel minyak per hari/barrel oil per day (bopd) di tahun 2031. Jumlah yang ditargetkan oleh SKK Migas tersebut melebihi angka yang dicanangkan dalam Rencana Umum Energi Nasional tahun 2017 sebesar lebih dari 200 ribu bopd.

Untuk itu, SKK Migas menerapkan empat strategi jangka pendek dan panjang yang akan dilakukan guna mencapai target tersebut. Dalam hal ini, empat strategi yang digarap oleh SKK Migas mengedepankan strategi eksplorasi yang masif. SKK Migas memiliki Komitmen Kerja Pasti (KKP) sebesar US$ 2,1 miliar. Selain itu SKK Migas juga melakukan KKP di Open Area Seismic di akhir Juli dan melakukan 3D Seismic Reprocessing seluas 200.000 km2 di area Kutai yang menjadi terbesar ke–3 di dunia (2019).

Strategi yang kedua mendorong dan mengkampanyekan penerapan enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature. Indonesia sendiri memiliki 129 lapangan (15 WK) dan 3,1 miliar barel minyak recoverable resource. Untuk strategi kedua ini, SKK Migas memiliki KKP sebesar US$ 446 juta. SKK Migas juga mempercepat proyek–proyek EOR di antaranya Field Trial EOR di 2019 meliputi Lapangan Tanjung, Jatibarang, dan Gemah. SKK Migas juga akan melakukan strategi aliansi dengan pemain EOR kelas dunia.

Yang ketiga adalah mengakselerasi monetisasi proyek–proyek utama sehingga mempercepat potensi sumber daya menjadi lifting. Hal ini dapat dilakukan dengan mempercepatan monetasi undeveloped discovery melalui POD baru atau POP (27 POD baru), optimalisasi lapangan dan reevaluasi POD–POD yang pending, World Class Project Management, dan juga mengelompokan sumber daya gas, peluang proyek dan pasar gas.

Strategi yang terakhir adalah menahan penurunan produksi alami serta mendorong peningkatan produksi. Merujuk ke hal ini, SKK Migas akan menjaga keandalan fasilitas produksi, maksimalisasi kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur, reaktivasi sumur tidak berproduksi (idle) dan inovasi teknologi.

Di sisi lain, realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) hingga kuartal tiga 2019 mencapai 89% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 juta barel setara minyak per hari (boepd). Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd dengan rincian lifting minyak 745 ribu bopd dan lifting gas 1,05 juta boepd. Sebesar 84% total lifting hulu migas merupakan kontribusi dari sepuluh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama dan 16% didukung 80 KKKS lainnya.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa lifting yang belum mencapai target juga berdampak pada realisasi penerimaan negara hingga September 2019 mencapai US$ 10,99 miliar.

"Hal ini (penerimaan negara) juga dipengaruhi ICP (Indonesia Crude Price) yang sebesar 60–an dolar per barel. Ini cukup jauh di bawah target asumsi makro APBN yaitu US$ 70," ungkap Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, investasi hulu migas hingga kuartal tiga 2019 sebesar US$ 8,4 miliar meningkat 11 persen dibandingkan investasi di kuartal tiga tahun 2018 sebesar US$ 7,6 miliar. Investasi hulu migas ke depannya akan terus meningkat mengingat hingga tahun 2027 terdapat 42 proyek utama dengan total investasi US$ 43,3 miliar dan proyeksi pendapatan kotor (gross revenue) sebesar US$ 20 miliar.

Total produksi dari 42 proyek tersebut 1,1 juta bopd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Empat di antaranya merupakan proyek strategis nasional (PSN) hulu migas yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi migas demi memenuhi konsumsi migas domestik yang semakin meningkat.

Peningkatan kapasitas nasional yang dilakukan hulu migas bukan hanya dengan mendukung kebutuhan energi, tetapi juga dengan melakukan efisiensi biaya dan efek berganda (multiplier effect) yang mendukung perekonomian daerah dan nasional. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas hingga kuartal tiga 2019 telah mencapai angka 59 persen dari target 50 persen di tahun 2019.

"SKK Migas terus mengedepankan efisiensi di industri hulu migas, baik dengan kolaborasi kerja sama strategis dengan Pertamina dan Garuda Indonesia, maupun dengan percepatan proses tender," ucap Dwi.

SKK Migas telah menekan MoU dengan 2 BUMN yaitu PT.Pertamina (Persero) dan PT. Garuda Indonesia. Nilai efisiensi dari nota kesepahaman tentang penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan PT. Pertamina (Persero) mencapai Rp 294 miliar, sedangkan dengan PT. Garuda Indonesia mencapai Rp 33 miliar. (CNBC Indonesia)

Tags: SKK Migas |