Refly Harun: Negara Jangan Berkerut Kening Gara-gara Dikritik

Jakarta, law-justice.co - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menegaskan kebebasan warga negara menyatakan pendapat mendapat jaminan dari kontitusi, UUD Negara Republik Indonesia.

Untuk itu kata dia, sudah menjadi hal wajar jika perbedaan pendapat dan pandangan memenuhi ruang publik.

Baca juga : Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Pakai Rompi Oranye Tahanan KPK

Hanya saja menurutnya, perbedaan pendapat jangan sampai ditanggapi berlebihan. Lebih-lebih hingga pembungkaman terhadap aktor yang mengkritik.

"Negara tidak perlu berkerut keningnya hanya karena ada yang mengkritik atau berbeda pendapat. Senyum dan cerna saja, jangan gunakan instrumen koersif untuk membungkam," tegas Refly seperti melansir rmol.id.

Baca juga : PDIP DKI Usung Sri Mulyani hingga Risma di Pilgub Jakarta

Lebih jauh, Guru Besar kampus IPDN ini mengingatkan agar iklim kehidupan bernegara selalu dalam keadaan menggembirakan. Negara dan rakyat yang mengkritik jangan saling berseteru apalagi tegang.

Perlu dicatat, kata Refly, bahwa dalam sebuah negara demokrasi tidak ada kekuasaan yang bersifat absolut atau mutlak.

Baca juga : KPK Tahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali

"Bernegara itu harus menggembirakan. Terlebih kekuasaan itu bergilir, datang dan pergi seperti malam dan siang," ujar Refly mengingatkan.

Pernyataan itu dikicaukan Refly seiring jagat media sosial sedang ramai membahas filsuf dari Universitas Indonesia (UI), yang menyebut Joko Widodo tidak paham Pancasila.

Rocky menilai Jokowi seolah hanya menjadikan Pancasila sebatas hapalan tapi tidak dibarengi implementasi dalam membuat kebijakan.

"Kalau dia paham, dia enggak berutang. Kalau dia paham dia enggak naikin BPJS. Kalau dia paham dia enggak melanggar undang-undang lingkungan," kata Rocky saat jadi pembicara Indonesia Lawyers Club (ILC) dengan tema "Maju-Mundur Izin FPI", di Jakarta, Selasa malam (3/12).

Di forum ILC semalam, politisi PDI Perjuangan Junimart Girsang yang turut menjadi pembicara sontak akan melaporkan Rocky Gerung ke polisi karena dianggap telah menghina presiden.

Sejak dinihari kemarin, tanda pagar (tagar) atau hashtag #RockyGerungMenghinaPresiden masih menjadi trending topic di Twitter.