Luhut Minta Media Jangan Lagi Bahas Kasus Penusukan Wiranto

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar media untuk tidak lagi membahas kasus penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto.

Selain itu, dia juga mendesak semua pihak untuk tidak lagi membesar-besarkan masalah ini.

Baca juga : Tak Sudi RI Terus Ekspor via Singapura, Luhut: Buka Jalur Baru ke Cina

"Jadi gini jangan dibesar-besarkan lagi kasus itu. Saya minta ke depan media juga enggak usah (dibahas). Banyak berita lain, pembangunan yang penting," kata Luhut di Stasiun Harjamukti Cibubur seperti melansir CNNIndonesia.com.

Menurut Luhut, polisi sudah menangani kasus tersebut dan sudah memegang bukti-bukti. Karenanya ia meminta untuk masyarakat tidak berkomentar macam-macam soal kasus ini lebih lanjut.

Baca juga : Soal Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Minta China Serius Bantu RI

"Jadi jangan kita ikut jadi pahlawan buat mereka itu. Lagian kejadian macam itu bisa terjadi di mana saja, di Amerika berkali-kali kejadian itu," ujar Luhut.

Kata Luhut semua negara berpotensi untuk mendapatkan teror. Begitu pula dengan institusi intelijen, kata Luhut, pun pasti memiliki data yang cukup memadai.

Baca juga : Lapor LHKPN, Dalam Setahun Harta Luhut Naik Ratusan Miliar Rupiah

"Tidak ada satu negarapun yang kebal atau imun terhadap hal-hal macam itu. Tapi saya kira tingkat pengamanan, polisi, intelijen, sudah punya data yang baik. Jadi tidak perlu terlalu dihebohkan," kata dia.

Selain soal Wiranto, Luhut juga meminta agar masyarakat tidak terlalu membesarkan soal demo yang akan terjadi. Luhut meminta masyarakar lebih banyak berbicara soal kedamaian ketimbang soal demo.

"Ya kita lihat saja lah nanti. Jangan kalian besar-besarkan yang tidak perlu, biarlah kedamaian. Media juga saya titip untuk tidak bicara yang tidak perlu," katanya.

Wiranto ditusuk oleh pria berinisial SA saat berkunjung ke Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten. SA beraksi bersama istrinya FA. Pasutri tersebut diduga merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Wiranto disebut terluka di bagian perut dan kini masih menjalani perawatan di RSPAD GAtot Subroto, Jakarta Pusat.