Menteri Bahlil Siapkan Lahan Untuk Miliarder Sukanto Tanoto di IKN

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah lewat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia buka-bukaan soal kelanjutan investasi miliarder Sukanto Tanoto di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Menurutnya, Kementerian Investasi/BKPM sedang mempersiapkan lahan untuk Sukanto Tanoto di IKN.

Baca juga : Ini Isi Perbincangan Khofifah dan Emil Dardak dengan Ketum Golkar

"Tentang Sukanto Tanoto, itu mereka saya lagi tangani untuk permintaan lahannya. Jadi, nanti kami akan persiapkan lahannya terlebih dahulu tapi pengajuannya sudah mereka komunikasikan sama saya maupun OIKN (Otorita IKN)," katanya dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I-2024 di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2024).

Bahlil bersama Kepala OIKN Bambang Susantono sempat dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas hal ini.

Baca juga : Kasus Vina Cirebon, Hotman Paris Duga Ada Pengaruh Besar Oknum Aparat

Dia lalu menyebut investasi Sukanto Tanoto di IKN sudah terlihat hilalnya.

"Kemarin saya dipanggil pak presiden sama kepala OIKN, untuk membahas khusus ini, dan insyaallah ibarat orang mau puasa itu hilalnya sudah dekat, akan semakin baik," sebutnya.

Baca juga : Emiten Konglomerat Penguasa BEI, Saham Milik Prajogo Pangestu Juaranya

Pada kesempatan itu Bahlil menyampaikan progres pembangunan di IKN, salah satunya hotel siap digunakan pada Juli dan Agustus. Selain itu, pembangunan fasilitas lain seperti perkantoran, tempat olahraga, hingga fasilitas umum juga sudah dikerjakan.

"Dan untuk investasi PMDN sekarang ini kan hotel-hotel yang dilakukan oleh PIK dan beberapa konsorsium itu sudah progresnya bulan Juli Agustus sudah bisa nginep di sana, dan beberapa perkantoran juga sudah dibangun, investasi untuk urusan tempat olahraga, kemudian fasilitas umum juga sudah dilakukan," sebutnya.

Mengenai Penanaman Modal Asing (PMA) pemerintah menargetkan investor asing masuk ke IKN setelah pengusaha nasional. Pemerintah ingin kawasan strategis di IKN dikuasai oleh pengusaha dalam negeri.

"Mengenai PMA, PMA ini dibuat di klaster kedua. Klaster pertama kita ingin pengusaha nasional, supaya semacam Mentengnya, Sarinah, jalan protokol itu dalam pandangan kami itu kita prioritaskan PMDN. Jadi pengusaha-pengusaha nasional dulu yang akan ambil. Terus klaster kedua baru kita dorong PMA, tapi untuk transportasinya yang pakai teknologi tinggi itu kita akan dorong kepada perusahaan-perusahaan asing yang mempunyai teknologi, kemampuan dan pengalaman," pungkasnya.