law-justice.co -
SKK Migas mencatat Produksi minyak Indonesia saat ini turun ke 576 ribu barel per hari secara yeat to date hingga 15 April 2024. Sebelumnya Produksi minyak Indonesia mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Berdasarkan data terbaru, produksi minyak mentah Indonesia berada pada kisaran 600.000 hingga 700.000 barel per hari. Namun, angka ini dapat berubah seiring waktu karena faktor-faktor seperti kondisi lapangan minyak, investasi, dan kebijakan pemerintah.
Reaktivasi sumur dilakukan karena sebelumnya terjadi penghentian fasilitas produksi secara tidak terencana (unplanned shutdown) karena banjir yang melanda sebagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di wilayah Sumatera.
"Produksi masih dalam proses ramp up mereaktivasi sumur-sumur kembali setelah beberapa kejadian unplanned shutdown" berarti produksi sedang dalam tahap peningkatan atau pemulihan untuk mengaktifkan kembali sumur-sumur yang sudah ada setelah beberapa kejadian penutupan yang tidak direncanakan.
"Produksi masih dalam proses ramp up mereaktivasi sumur-sumur kembali setelah beberapa kejadian unplanned shutdown" berarti produksi sedang dalam tahap peningkatan atau pemulihan untuk mengaktifkan kembali sumur-sumur yang sudah ada setelah beberapa kejadian penutupan yang tidak direncanakan.
Dengan kata lain, produksi sedang naik atau bertambah perlahan-lahan karena upaya mengaktifkan kembali sumur-sumur minyak atau gas yang sebelumnya terhenti akibat kejadian yang tidak direncanakan.
Dengan kata lain, produksi sedang naik atau bertambah perlahan-lahan karena upaya mengaktifkan kembali sumur-sumur minyak atau gas yang sebelumnya terhenti akibat kejadian yang tidak direncanakan.
"Produksi masih dalam proses ramp up mereaktivasi sumur-sumur kembali setelah beberapa kejadian unplanned shutdown karena kondisi banjir yang melanda sebagian KKKS di wilayah Sumatera (PHR, PHE Kampar, Tiara Bumi, SRMD dll) serta unplanned shutdown yang cukup berdampak seperti di BP Berau, BSP dan PHE OSES dll," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro kepada detikcom, Kamis (18/4/2024).
Dia menambahkan, banjir juga menyebabkan berbagai kegiatan seperti pengeboran tidak dapat dilakukan.
"Kejadian banjir juga menyebabkan sejumlah kegiatan pemboran dan well services tidak dapat dilakukan, sehingga belum ada kontribusi dari kegiatan tersebut," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, produksi minyak di kisaran 450 ribu hingga 600 ribu barel per hari terjadi pada tahun 1966 sampai 1968. Setelah itu produksi meningkat dan mencapai puncaknya di tahun 1977 dan 1995.
"Khusus untuk peak production tahun 1995, menjadi catatan khusus lantaran merupakan hasil implementasi pengurasan tahap lanjut dengan teknologi Enhanced Oil Recovery di Lapangan Duri," katanya.