Amerika Kehabisan Anggaran untuk Suplai Senjata ke Ukraina

Jakarta, law-justice.co - Kongres Amerika Serikat mengungkapkan mulai kehabisan dana karena bantu persediaan militer Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Sekretaris Pertahanan AS Lloyd Austin juga mengklaim bahwa pihaknya tengah meyakinkan sekutu Eropa untuk dapat terus berkomitmen dalam mendukung Ukraina.

Baca juga : Respons Khofifah soal Cagub Tunggal: Waspada, Kerja Keras Lahir Batin

Austin tengah berusaha melakukan pertemuan bersama Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (UDCG) di Jerman.

Kongres AS sempat membuat rancangan undang-undang yang membahas pendanaan tambahan sebesar US$60 untuk Kyiv. Namun, sejumlah anggota Kongres mengakui bahwa keuangan AS semakin menipis jika tidak ada perubahan situasi di lapangan.

Baca juga : Fakta-fakta Kasus SYL: Sawer Biduan, Libur ke Arab Pakai Duit Kementan

"Saya pikir sekutu kami sangat sadar akan situasi pendanaan kami dan Ukraina, lebih dari siapapun, karena kekurangan yang diakibatkan karena kami tidak mampu memasoknya," jelas pejabat senior pertahanan AS yang enggan disebutkan namanya pada Reuters.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat partai Republik Mike Johnson juga menolak pemungutan suara untuk rancangan undang-undang pendanaan tambahan tersebut.

Baca juga : Dasco : Prabowo Telah Kantongi Nama untuk Pilgub DKI 2024

Sebelumnya, pembahasan mengenai pendanaan dari negara Barat telah menjadi perhatian khusus. Tetapi, banyak negara yang enggan untuk terlibat langsung dengan alasan tidak ingin membahayakan kedaulatan negaranya.

Komitmen yang AS pegang untuk membantu militer Ukraina kerap dipertanyakan kembali keseriusannya.

Terlebih, Presiden AS Joe Biden mengatakan akan mengirim bantuan militer senilai US$300 juta ke Ukraina pada pekan lalu. Namun, Pentagon AS memilih untuk melakukan penghematan dalam biaya pendanaan militer tersebut.

Namun kini, belum ada keputusan dari pemerintah AS terkait pendanaan militer ke Ukraina.

Ini menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah AS untuk menentukan prioritas dan arah komitmen yang telah mereka bangun bersama negara-negara di Eropa.***