Eks Kepala Bappenas soal Gibran: Kecerdasan Emosionalnya Jelas Rendah

Jakarta, law-justice.co - Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago ikut buka suara soal Penampilan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka saat debat Minggu (21/1/2024) malam.

Sebagai informasi, sorotan terhadap Gibran Rakabuming terjadi baik yang pro maupun kontra. Sebagian menilai tingkah Gibran saat berdebat, berlebihan.

Baca juga : Perkawinan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Kemenag Desak Dibatalkan

Terutama soal gimmick Gibran kala mendebat para pesaingnya, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Andrinof Chaniago membandingkan Gibran dengan sang ayah, Jokowi.

Baca juga : Terpidana Kasus Vina di Cirebon Mengaku Jadi Korban Salah Tangkap

Menurut dia, Jokowi memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tergolong tinggi. Sementara kata dia anaknya tidak.

"Gibran ini kecerdasan emosional dan sosialnya jelas rendah, sementara kecerdasan intelegensianya juga biasa saja. Gibran bukan Jokowi 2010, bukan Jokowi 2012, dan bukan Jokowi 2014," katanya dalam unggahannya di media sosial Facebook.

Baca juga : World Water Forum ke-10, Sejumlah Pemimpin Negara Tiba di Bali

Selanjutnya dia menilai seharusnya tiap capres-capres, termasuk Gibran, memperlihatkan juga kematangan sikap.

"Untuk materi pernyataan maupun tanggapan harusnya yang keluar adalah pandangan-pandangan strategis dan visioner. Bukan menyiapkan trik menjebak lawan dengan isu-isu teknis dan teks-teks yang tidak mendasar," tuturnya.

Disisi lain, Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Ahmad Fauzi atau yang akrab disapa Ray Rangkuti mengatakan bahwa acara debat cawapres itu seakan menjadi ajang balas dendam Gibran.

Pasalnya menurut dia, putra Presiden Jokowi ini kerap diserang capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lewat kata-kata etik.

 

“Seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua Cawapres atau ke-4 (debat Capres-Cawapres) sebagai ajang balas dendam,” ujarnya, Senin (22/1/2024).

Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka lolos jadi cawapres Prabowo Subianto lewat putusan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Anwar Usman, pamannya.

Selanjutnya Anwar Usman dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik karena putusan tersebut.

Selanjutnya Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, ada benarnya calon presiden dan wakil presiden harus memiliki usia minimal 40 tahun.

"Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang spontan dan tidak punya alasan yang kuat, melainkan hasil dari refleksi yang panjang dan matang. Debat pamungkas cawapres tadi malam semakin menguatkan argumentasi bahwa kematangan dan kedewasaan itu penting. Sikap kekanak-kanakan, tidak bijaksana, suka merendahkan dan mempermalukan orang lain," katanya.