Tambang Emas Terbesar No.1 Dunia Pemiliknya Negara RI

law-justice.co -  

Tak bisa dipungkiri, komoditas mineral merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energi ramah lingkungan. Misalnya, pasir silika untuk bahan baku panel surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), timah dan tembaga untuk sirkuit listrik dan sistemnya, logam platina untuk hidrogen, unsur tanah jarang untuk magnet dan sistem energi berteknologi tinggi, dan bahan baku baterai, termasuk baterai kendaraan listrik.

Baca juga : Usut Korupsi Bansos Beras, KPK Kembali Periksa Eks Mensos Juliari

 

Indonesia merupakan negara dengan jumlah sumber daya alam, khususnya komoditas tambang, yang cukup melimpah. Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan terbesar no.1 nikel dan timah di dunia.
Untuk komoditas emas, Indonesia merupakan pemilik cadangan terbesar ke-6 di dunia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan emas Indonesia berkontribusi sebesar 5% dari total cadangan dunia.

Baca juga : Menjadi Area Rawan korupsi Pada Program Bansos Rp127,5 miliar.

Meskipun dari sisi cadangan emas, Indonesia merupakan pemilik terbesar ke-6 di dunia, namun ternyata tambang emas terbesar no.1 di dunia dimiliki perusahaan Indonesia, yakni Holding BUMN Pertambangan MIND ID.

Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa grup perusahaan MIND ID termasuk sebagai salah satu perusahaan tambang terbesar di dunia. Secara global, Hendi menyebut, MIND ID merupakan pemilik tambang emas terbesar no.1 di dunia.

Baca juga : KPK : Rekanan Swasta Penyalur Bansos PKH 2020 Dapat Duit Rp151 Miliar

Adapun anak usaha MIND ID yang bergerak dalam pertambangan emas, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Freeport Indonesia.

Selain emas, MIND ID juga menempati peringkat ke-4 sebagai produsen bijih nikel terbesar dunia, tambang terbesar ke-3 di dunia, dan produsen timah terbesar ke-2 dunia.

"Grup MIND ID beroperasi di 17 provinsi di Indonesia dan secara global menempati peringkat ke-4 sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia, tambang emas terbesar ke-1 di dunia, tambang tembaga terbesar ke-3 di dunia, dan produsen timah terbesar ke-2 di dunia," beber Hendi dalam acara ASEAN Energy Business Forum yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2023).

Dengan begitu, Hendi mengatakan bahwa pihaknya juga akan mengamankan berbagai mineral lain seperti lithium yang berguna untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

Di sisi lain, Hendi tak menampik bila ada gangguan atau kekurangan pasokan mineral, maka ini bisa berdampak pada melonjaknya harga komoditas dan bisa menghambat pengembangan produk energi ramah lingkungan.

Komoditas mineral merupakan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energi ramah lingkungan. Misalnya, pasir silika untuk bahan baku panel surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), timah dan tembaga untuk sirkuit listrik dan sistemnya, logam platina untuk hidrogen, unsur tanah jarang untuk magnet dan sistem energi berteknologi tinggi, dan bahan baku baterai, termasuk baterai kendaraan listrik.

Guna mencegah menipisnya pasokan, pihaknya pun akan terus menggencarkan eksplorasi tambang, sehingga pada akhirnya bisa menjaga ketersediaan berbagai macam mineral.