Rusia Harus Menang di Ukraina atau Perang Dunia 3

Jakarta, law-justice.co - Pengamat dunia internasional asal Rusia yang juga merupakan Propagandis Presiden Vladimir Putin, Margarita Simonyan, mengatakan negaranya harus menang total dari Ukraina jika tidak ingin terjadi Perang Dunia 3.

Kepala pemberitaan televisi pemerintah Kremlin, RT, itu meyakini konflik besar bakal `meledak` jika Ukraina berhasil merebut kembali Crimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.

"Dalam pandangan mereka (Barat dan Ukraina), kemenangan Rusia amat berarti bagi Rusia untuk mempertahankan sesuatu, termasuk Crimea," tutur Simonyan seperti melansir cnnindonesia.com.

"Mereka percaya Ukraina harus merebut semuanya. Kherson di wilayah Donbas, Zaporizhzhia, dan Crimea cocok bagi mereka. Pilihan lain tak cocok. Perang Dunia 3 tentu tak cocok bagi mereka," katanya lagi.

Simonyan kemudian mengatakan kemungkinan Perang Dunia 3 tak terelakkan jika Rusia kalah di Ukraina.

"Kemungkinannya kita menang untuk kejayaan kita atau akan ada Perang Dunia 3, cepat atau lambat. Saya tak melihat ada peluang lainnya," ujar Simonyan.

Cuplikan video pernyataan kontroversial Simonyan itu pun sempat viral di media sosial Twitter. Salah satu yang membagikan cuplikan video itu adalah kreator media monitor untuk isu-isu Rusia, Julia Davis.

Video itu pun ditonton hingga 267.100 netizen per Sabtu (3/12) ketika awal video itu dibagikan di Twitter.

Rusia sendiri saat ini telah melakukan aneksasi empat wilayah Ukraina setelah dekrit yang ditandatangani Presiden Vladimir Putin pada 30 September dengan membuat referendum versi Kremlin di wilayah itu.

Meski demikian, tak ada satu pun wilayah itu yang dikuasai sepenuhnya oleh Rusia usai klaim soal pencaplokan wilayah oleh Kremlin.

Simonyan pernah membantah laporan itu dan menegaskan bahwa pasukan Rusia telah berhasil melumpuhkan ibu kota Rusia, Kyiv. Ia juga membantah klaim barat bahwa Putin akan melancarkan perang nuklir.

"Hal ini secara total tidak mungkin terjadi karena sejumlah alasan. Pertimbangan kedua bahwa ini sama sekali tak masuk akal. Hal itu tak akan menyelesaikan apapun karena kami sudah mengalahkan Kyiv sejak pekan pertama (agresi Rusia di Ukraina)," tutur Simonyan.