Politik Lebanon Kacau Balau, Parlemen Nafsu Duduki Kursi Presiden

Lebanon, law-justice.co - Patriark Maronit Bechara Boutros Al-Rahi menuduh anggota parlemen Lebanon berusaha memimpin negara itu di tengah-tengah kekosongan kursi presiden.


Parlemen mengadakan sesi keempat untuk memilih pemimpin baru pada Senin (24/10/2022), karena masa jabatan Presiden Michel Aoun berakhir pada 31 Oktober 2022.

Baca juga : Israel Kembali Serang Markas Hizbullah di Suriah


Berbicara kepada kelas penguasa Lebanon pada Minggu (23/10/2022) Al-Rahi mengatakan:

Kami telah mencapai puncak korupsi politik, bahkan lebih buruk daripada korupsi keuangan.

Baca juga : Serangan Hizbullah Bikin Pemukiman Yahudi di Palestina Lumpuh

Dilansir Arab News, Senin (24/10/2022), dia mengatakan selama sesi parlemen baru-baru ini.

Dimana, beberapa anggota parlemen bertindak seolah-olah mereka sedang bermain api.

Baca juga : Harga Beras Disebut Bisa Mencapai Rp30 Ribu Perkilogram, Ini Sebabnya


Dia menyatakan mereka ingin menunjuk seorang presiden yang akan diterima oleh rakyat Lebanon dan bertindak sebagai negarawan sejati.

Tetapi, katanya, politisi Lebanon mementingkan kepentingannya sendiri dengan mengorbankan kepentingan publik.

Apakah ada pengkhianatan yang lebih tinggi terhadap tanah air daripada mengganggu pemilihan presiden baru? tanyanya.

"Apakah ada cara yang lebih baik untuk menciptakan lebih banyak perpecahan daripada memimpin negara ke dalam kekosongan presiden? tanyanya lagi.

Apakah ini cara Anda menanggapi pernyataan yang dikeluarkan oleh Kelompok Dukungan Internasional untuk Lebanon, yang menyerukan pemilihan presiden dalam batas waktu konstitusional," tambahnya.

Pernyataan Al-Rahi datang ketika Lebanon dilanda krisis ekonomi yang telah merusak infrastruktur dan menyebabkan krisis sosial dan kesehatan.