Duet Anies-AHY Menguat usai Demokrat Sebut Kriteria Capres-Cawapres

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpendapat, peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mencalonkan diri bersama Anies Baswedan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 semakin terbuka lebar.


Menurut Umam, besar kemungkinan Anies dicalonkan menjadi presiden, sedangkan AHY wakilnya.

Baca juga : Respons Anies Baswedan soal PKB dan NasDem Merapat ke Koalisi Prabowo


"Kemungkinan mewujudkan pasangan Anies-AHY ini semakin terbuka," kata Umam dikutip dari Kompas.com, Sabtu (17/9/2022)

Menurut Umam, tidak adanya deklarasi nama capres dan cawapres dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat kemarin membuka ruang negosiasi sosok kandidat yang akan diusung partai berlambang bintang mercy itu.

Baca juga : Kata AHY soal NasDem dan PKB Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Kendati kader Demokrat mendorong pencapresan AHY, Umam menilai, ruang diskusi soal ini masih terbuka lebar.

Sebabnya, Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung capres dan cawapres. Sehingga, nama kandidat tak bisa ditentukan sepihak saja.

Baca juga : Politisi Demokrat Ajak Seluruh Pihak Bersatu Membangun Bangsa

Namun, Umam berpendapat, pidato AHY yang menyebut soal perubahan dan perbaikan sebagai kriteria capres dan cawapres mereka sedianya merupakan kode keras dari Demokrat untuk mengusung Anies-AHY.

Sebab, narasi perubahan dan perbaikan hanya bisa direpresentasikan oleh kekuatan politik yang berbeda dengan rezim kekuasaaan saat ini.

"Untuk itu, dari berbagai kemungkinan capres-cawapres yang ada, nama pasangan Anies-AHY menjadi yang paling representatif untuk narasi perubahan dan perbaikan ini," ujar Umam.

Dari segi elektabilitas, lanjut Umam, pasangan Anies-AHY memiliki modal yang cukup.

Demokrat tinggal mematangkan koalisi yang selama ini sudah dibangun bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk dapat mewujudkan duet tersebut.

Bahkan, jika ketiga partai berkongsi, ini akan membentuk koalisi dengan dukungan jumlah kursi partai terbesar dibanding gerbong koalisi lain, yakni 28,50 persen. Rinciannya, Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, dan PKS 50 kursi.

"Artinya, pasangan Anies-AHY bisa memiliki bekal mesin politik yang prima dan kompetitif dalam pertarungan Pilpres 2024," kata dosen Universitas Paramadina itu.

Adapun dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat yang digelar Jumat (16/9/2022) AHY mengatakan, partainya mengusung kriteria "perubahan dan perbaikan" untuk mencalonkan presiden pada Pilpres 2024.

Selain itu, kriteria capres-cawapres Demokrat harus memiliki integritas dan mengantongi dukungan kuat dari masyarakat.

Syarat lainnya, sosok pasangan pimpinan tersebut harus punya hubungan yang baik dan rasa saling percaya.

“Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan saling percaya, saling menguatkan, saling melengkapi,” kata AHY di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat.

Demokrat mengeklaim bahwa sebagian besar kadernya mendorong pencapresan AHY.

Namun demikian, partai yang turut dibesarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mempertimbangkan nama-nama lainnya, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Memang (nama Anies) sudah sebagian beredar. Beliau punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY. Tapi, ini masih taraf finalisasi," kata Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan.