Respons Susi Dideklarasikan Jadi Capres: Tak Mungkin, Harus Realistis

Jakarta, law-justice.co - Hari ini, Minggu 3 Juli 2022, Komunitas Pendukung Ibu Susi (Kopi Susi) mendeklarasikan dukungan terhadap Susi Pudjiastuti sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Menanggapi itu, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia itu memberikan respons.

Susi Pudjiastuti menilai dukungan Kopi Susi bukanlah gerakan politik, melainkan hanya dukungan moral semata. Ia menyebut tak ada ruang baginya untuk maju ke Pilpres 2024.

"Untuk saya melihat ini bukan political movement. Karena kalau kita mau political movement, kita nggak ada ruang. Kalau dibilang mereka ini kan partai di dunia maya. Kalau di Pangandaran kita punya partai ikan," papar Susi di Griya Ardhya Garini, Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Pengusungan lewat partai politik, kata dia, ada ketentuan dan tata caranya.

"2024 ini maksud calon kan capres-cawapres. Indonesia kan sudah terbentuk sistem. Sudah terbentuk aturan undang-undang dan cara. Semua tertulis, undang-undang ada juknisnya, ada pelaksanaan, semua ada lembaganya, sudah tertata," ungkap Susi.

Susi menyebutkan dia belum memenuhi ketentuan yang berlaku untuk diusung menjadi calon presiden. Pertama, Susi belum memiliki partai pengusung.

"There is no room untuk orang seperti saya, kalau orang politik bilang free riders, untuk masuk ke dalam sistem ini untuk menjadi salah satu calon. Kan tidak mungkin. Harus yang dicalonkan oleh partai. Yang kedua partainya pun harus punya 20 persen suara. Berarti kalau dia 1 tidak kuat, harus koalisi," ujarnya.

Susi menambahkan, dirinya mesti realistis. Pencalonan presiden bukan hanya perlu memiliki pendukung di dunia maya, tapi juga memerlukan partai pengusung

"Ya kita harus rasional dong, harus realistis, Kan tidak mungkin partai dunia maya, tidak punya threshold. Tidak punya apa-apa dalam dunia nyata. Mau nyalonin presiden, ya, tidak mungkin," imbuh Susi.

Sebelumnya, perwakilan dari komunitas tersebut, Amri, membacakan deklarasi dukungan di depan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia itu. Amri menilai kehadiran Susi Pudjiastuti diperlukan untuk menangkal polarisasi politik.

"Kami bertekad mengawal dan menerapkan moral movement yang telah disampaikan Ibu Susi dalam bentuk nyata, yaitu jangan ada lagi polarisasi, katakan tidak pada korupsi, tenggelamkan oligarki, Indonesia untuk Indonesia," kata Amri dalam sambutannya di Griya Ardhya Garini, Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Dia kemudian mendeklarasikan Susi Pudjiastuti sebagai salah satu pemimpin di masa mendatang. Menurutnya, acara hari ini adalah langkah konkret yang bisa diberikan oleh relawan.

"Dengan ini mendeklarasikan komunitas Kopi Susi ini sebagai langkah konkret kami dalam mengenalkan sosok Ibu Susi sebagai salah satu alternatif calon pemimpin di masa depan," kata dia.

Ketua Panitia Kopi Susi, Virawati, menyebut langkah tersebut didasarkan pada penilaian relawan. Mereka memandang Susi Pudjiastuti sebagai tokoh yang tegas yang tidak suka dengan polarisasi di politik.

"Kita lihat Ibu Susi sosok yang ideal, tegas, satu dengan moral movement yang disampaikan ke kita mulai dari jangan sebarkan kebencian. Oligarki dia nggak suka, polarisasi dia nggak demen. Kotak-kotak dalam dunia politik," imbuh Vira.