Hikmahanto Bongkar Motif China Beri Bantuan Rusia Invasi Ukraina

Jakarta, law-justice.co - Pengamat mengungkapkan motif China kemungkinan terus membantu sahabatnya, Rusia, dalam menggempur Ukraina


Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menilai China disebut bisa terus membantu Rusia karena tak merasa terikat dengan seruan dari Amerika Serika dan sekutunya.

Baca juga : Mobil Listrik China Menumpuk di Pelabuhan Eropa Kenapa?

Kalau misalnya China merasa tidak terikat dengan seruan AS dan dia tetap mensuplai kebutuhan di Rusia, termasuk juga kalau misalnya senjata dan lain sebagainya, artinya perang ini akan terus berkepanjangan," kata Hikmahanto, dikutip Rabu (16/3/2022).

Selain itu, Hikmahanto menilai China bisa saja merasa tak pernah bersekutu dengan AS. Ini membuat Beijing dapat terus membantu Rusia.

Baca juga : Soal Investasi, Infiltrasi dan Invasi China

"China juga merasa bahwa dia tidak pernah bersekutu dengan Amerika Serikat, sehingga posisinya dia adalah dalam resolusi majelis umum PBB kemarin abstain. Tapi mereka (China) akan membantu."

"Jangan lupa China juga membantu di level rakyat Ukraina. Memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan, tetapi juga dia (China) mengatakan saya akan membantu Rusia memasok barang-barang yang dibutuhkan oleh Rusia," lanjut Hikmahanto.

Baca juga : Putin Disebut Dekati Kemenangan dalam Perang Rusia vs Ukraina

Meski demikian, Hikmahanto menekankan bahwa penting untuk mengetahui alasan apa yang membuat China membantu Rusia. Sebab, ia menilai ada dua kemungkinan yang membuat China membantu Rusia, yakni ingin Moskow menang dalam peperangan ini atau hanya murni memanfaatkan peluang.

"Peluang (ini muncul) karena ada keuntungan ekonomi kalau misalnya mereka (China) bertransaksi dengan Rusia, mengingat Rusia sekarang tidak bisa bertransaksi dengan banyak negara," jelas Hikmahanto.

Seperti diketahui, AS sempat mewanti-wanti China agar tak memberikan bantuan kepada Rusia.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengancam Beijing bisa saja mendapatkan isolasi dari dunia internasional bila terus membantu Moskow.

Selain itu, China dapat dijatuhkan sanksi berat di bidang perdagangan layaknya Rusia bila Beijing memutuskan membantu Moskow. AS juga mengancam bakal menghentikan kerja sama di bidang teknologi ke China.