Muncul di Google Doodle, ini Fakta Menarik Sastrawan Feminis Nh Dini

Jakarta, law-justice.co - Nurhayati Sri Hardinia Siti Nukatin atau akrab dikenal dengan nama Nh Dini dikenal sebagai seorang sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia. Lahir pada 29 Februari 1936 di Semarang, NH Dini menulis sejak masih kelas tiga SD.


Novel-novelnya punya karakter kuat perempuan Indonesia yang mengkritik sosial dan menentang era patriarki dalam hidup.

Baca juga : Ayu Utami dan Seratusan Seniman Kirim Amicus Curiae ke MK

Di balik kepopuleran karya-karya Nh Dini, berikut 5 fakta tentang sastrawan feminis lintas zaman seperti dirangkum detikcom:


1. Pengaruh dari Ibu
Ibunda Nh Dini Kusaminah punya andil besar dari kehidupannya. Sang ibunda yang bekerja keras sebagai buruh batik setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Panjebar Semangat, tembang-tembang Jawa dengan aksara Jawa dan sebagainya.

Baca juga : Kabar Duka, Sastrawan dan Sosiolog Ignas Kleden Tutup Usia

Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan. Waktu masih sekolah, NH Dini juga rajin menulis di majalah dinding dan pernah membacakan sajaknya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun.

 

Baca juga : Digitalisasi Arsip Ala Putu Wijaya: Konsep Hingga Reinterpretasi

2. Wajah Google Doodle

Tanggal 29 Januari hanya terjadi setiap 4 tahun sekali maka hari ulang tahun Nh Dini juga dirayakan setiap momen tersebut. Pada 29 Februari 2020, Google merayakan Nh Dini melalui Google Doodle.

Prestasi dan kiprahnya sebagai penulis membuat Google memberikan penghormatan. Ilustrasi NH Dini digambar oleh seniman Kathrin Honesta. Dilihat dari gambar Google Doodle, wajah Nh Dini yang dikenal berkacamata menggantikan huruf O di logo Google.

Ia tampak sedang menulis di lembaran berwarna hijau toska hingga biru muda. Huruf O lainnya di kata Google menggambarkan lautan yang cerah dan ada dalam salah satu novelnya `Pada Sebuah Kapal`.

3. Penulis Tiga Zaman

Nh Dini berpulang pada akhir 2018 karena kecelakaan lalu lintas. Novelis Pangeran dari Seberang itu dikenal sebagai penulis tiga zaman yang eksis berkarier sampai akhir hayatnya.

Novel perdananya Pada Sebuah Kapal (1973) yang diterbitkan oleh Dunia Pustaka Jaya membicarakan tentang perempuan yang melepas nilai pernikahan.

Tokoh Sri dianggap Prof A.Teeuw seperti yang dimuat Berita Buana pada 1973 menyebut Sri adalah perempuan Jawa yang sederhana. Di kapal itulah, Sri menemukan kebebasan dari kungkungan, kemarahan, kekejaman, dan kekerasan suaminya.


4. Tinggal di Wisma Lansia

Di akhir hayatnya, Nh Dini tinggal di wisma lansia dan punya kebun yang indah. Selepas bercerai dari diplomat Prancis Yves Coffin dan pulang ke Indonesia, dia sempat tinggal di Yogyakarta dan Semarang atau lebih tepatnya di wisma lansia.

Keputusan tersebut dinilai pihak keluarga merupakan pilihan dari novelis Namaku Hiroko tersebut. Aisa R Jusmar, salah seorang keluarganya menuturkan NH Dini memang sosok yang tak ingin merepotkan.

Bahkan putra dan putrinya sudah mengajak Nh Dini untuk tinggal bersama mereka di sana. Namun sang novelis lebih cinta Indonesia.

5. Meninggal dan Dikremasi

Nh Dini meninggal di usia 82 tahun pada 4 Desember 2018 karena kecelakaan lalu lintas di Tol Temalang kilometer 10, Semarang. Jenazahnya sudah dikremasi di Krematorium Yayasan Sosial Gotong Royong, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.