PSI Singgung Operasi Cyber usai Akun Instagram Giring Ganesha Hilang

Jakarta, law-justice.co - Akun Instagram pribadi milik Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, @giring disebut mendadak hilang.

Tarkait hal itu, Juru Bicara PSI, Ariyo Bimmo membenarkan hal tersebut.

Baca juga : SYL Bayar Gaji Pembantu Rp35 Juta dari Uang Pegawai Kementan

"Kejadian ini cukup mengagetkan, karena belum pernah terjadi akun Ketum PSI hilang ataupun di-take down," kata Ariyo seperti melansir cnnindonesia.com, Selasa (25/1).

Pada Sabtu (22/1), akun Giring di Instagram masih sempat mengunggah foto dan video bersama warga sekitar proyek Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.

Baca juga : KPK Sebut Gubernur Malut Cuci Uang Lebih dari Rp 100 M

Video itu masih ditemukan di akun Twitter Giring, @Giring_Ganesha. Dalam video itu, ia mengajak warga bernyanyi bersama dengan latar Stadion JIS. Dalam unggahan tersebut, Giring menyebut sound system terbaik di dunia adalah suara rakyat.

Mengenai apakah akun Instagram Giring hilang karena unggahan yang mengkritik proyek JIS itu, Ariyo mengaku tidak mengetahui pasti. Kendati begitu, ia menyebut, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak yang takut atau khawatir terhadap gerakan PSI.

Baca juga : Respons Jokowi soal Kaesang Didaftarkan ke Pilwalkot Bekasi

"Rasanya tak berhubungan langsung kekritisan Bro Giring terhadap Pemprov DKI dengan akun IG hilang. Walau tak menutup kemungkinan bahwa ada pihak-pihak yang takut atau khawatir terhadap gerakan PSI yang dimotori Ketum kami, Giring Ganesha," ujarnya.

Menurut Ariyo, kejadian akun Instagram hilang bisa terjadi karena pelaporan massal. Namun, ia merasa tak ada yang salah dari unggahan Giring di Instagram selama ini.

"Apa yang salah dari status-statusnya bro Giring? Apakah karena kritik-kritik PSI dirasa terlalu tajam hingga harus dilaporkan?" ujarnya.

Ariyo mengatakan, saat ini pihaknya masih mencoba berkomunikasi dengan pihak Instagram terkait kejadian ini. Menurutnya, media sosial dijalankan oleh perusahaan yang memiliki kebijakan dan mekanisme tersendiri.

"Kami kira permasalahan macam ini bisa saja terjadi kepada siapapun, bukan pertama kali terjadi. Kami tentunya cukup menyayangkan ini terjadi ketika kami selalu berupaya menggunakan media sosial dengan cara yang patut dan wajar," jelas Ariyo.

"Bila benar ada operasi cyber dibalik kritik yang sehat, maka hal tersebut sangat tidak kondusif untuk iklim demokrasi. Kebebasan berpendapat tidak boleh dibungkam dengan gerakan anti kritik," kata dia menambahkan.