Miftachul Akhyar Mundur dari Ketum MUI, Siapa Penggantinya?

Jakarta, law-justice.co - Musyawarah anggota ahlul halli wal aqdi (AHWA) meminta Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar tak rangkap jabatan di organisasi lain. Artinya, Miftachul juga kemungkinan besar harus melepaskan jabatan Ketua Umum MUI yang diembannya sejak 2020. Lantas siapa yang bakal jadi penggantinya?


Seperti diketahui, Ketua Umum MUI biasanya diisi oleh sosok dari NU atau Muhammadiyah. Jika Ketua Umum MUI dari NU, biasanya posisi Sekjen MUI dari Muhammadiyah. Begitu pun sebaliknya.

Baca juga : Diberi Karpet Merah, Prabowo-Gibran Hadiri Acara Halal Bihalal PBNU

Sebagai contoh, dua periode terakhir kepengurusan MUI, posisi ketum diisi oleh tokoh dari NU. Ma`ruf Amin menjadi Ketum MUI pada 2015-2020 dan Sekjennya adalah Anwar Abbas.


Sedangkan pada periode selanjutnya, Miftachul Akhyar terpilih menjadi ketum. Sedangkan sekjennya adalah Amirsyah Tambunan.

Baca juga : PKS Undang Prabowo, PKB Sebut Usai Pilpres Semua Ingin Sejuk

Kini kemungkinan besar posisi Ketum MUI bakal ditinggalkan Miftachul Akhyar setelah ada arahan dari AHWA. Jika melihat struktur MUI, saat ini terdapat dua wakil ketua umum, yaitu Anwar Abbas dan Marsudi Syuhud. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai posisi Ketum MUI tersebut.

Sebelumnya, dalam forum Muktamar ke-34 NU, AHWA meminta Rais Aam fokus pada pengembangan NU. Miftachul Akhyar diharapkan tidak merangkap jabatan.

Baca juga : Ini Tujuan Surya Paloh Bakal Sambangi Rumah Prabowo

"Ada anggota AHWA berpendapat antara lain pendapat itu kalau ingin menjadi Rais Aam Nahdlatul Ulama 2021-2026 diharapkan untuk tidak rangkap jabatan di organisasi lain. Ada pandangan seperti itu dan itu disetujui oleh seluruh anggota AHWA bahwa Rais Aam fokus di dalam pembinaan dan pengembangan jamiyah Nahdlatul Ulama ke depan," kata Zainal Abidin di forum pleno Muktamar ke-34 NU, Jumat (24/12/2021).

Hal itu kemudian ditanyakan ke Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam terpilih. Dia siap patuh terhadap arahan tersebut.

"Lalu kami berdiskusi dan berdialog dengan rais aam terpilih, beliau berkata dengan sangat santun sekali sami`na waatho`na," ujar Zainal Abidin.

Dalam sambutannya, Miftachul merasa seperti orang yang salah minum obat setelah ditetapkan jadi Rais Aam PBNU.

"Saya tidak tahu apa yang akan saya sampaikan rasanya hanya seperti seorang yang salah meminum obat yang lolak lolok," ucap Mitachul Akhyar di Lampung, Jumat (24/12/2021) lalu.

Dirinya pun menerima keputusan musyawarah sembilan orang anggota AHWA dengan lapang dada. Miftachul Akhyar yakin bahwa dirinya mampu bekerja secara kolektif dengan para kader NU yang lain.

"Yang diputuskan kami tidak membantah dan itu memang keadannya. Tapi kami yakin bahwa kami tidak akan bekerja sendiri kami akan bekerja secara kolektif," kata Miftachul Akhyar.