PVMBG: Guguran Awan Panas Semeru Diprediksi Bakal Terjadi Lagi

Lumajang, Jawa Timur, law-justice.co - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Eko Budi Lelono menyampaikan perkembangan terkini terkait situasi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pasca erupsi, Sabtu (4/12/2021).


Eko pun sudah sampai di lokasi pengamatan Semeru sebagai respons terjadinya erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Dia mengatakan, tadi pagi kembali terjadi erupsi meski intensitas lebih kecil dibandingkan dua hari lalu.

Baca juga : Ribuan Sertifikat Tanah Diblokir Tahun 2024, Ini Penyebabnya

"Kami sudah berkoordinasi dan menyampaikan upaya mitigasi dari Badan Geologi terkait potensi bencana agar tahu mana lokasi yang aman dan mana yang rentan," kata Eko Budi Lelono saat konferensi pers secara virtual, Senin (06/12/2021).


Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan potensi awan panas masih ada, tapi sayangnya PVMBG masih kesulitan untuk mengetahui dengan pasti kapan awan panas tersebut akan terjadi lagi.

Baca juga : BPBD : 87 Rumah Rusak dan Dua Orang Terluka Akibat Gempa Gresik-Bawean

"Kami sudah memantau dari jam 12 malam tadi hingga 12 siang, sehingga data 24 jam. Pada rentang waktu tersebut ada catatan getaran yang sudah disebarkan juga kepada warga. Dalam radius 4 km-8 km kami menyatakan agar warga menghindari daerah-daerah ancaman guguran awan panas," ungkap Andiani.

"Potensi awan panas masih ada, tapi sulit dijawab karena kesulitan menentukan kapan, perlunya monitoring. Setelah terjadi awan panas, kami memiliki catatan getaran, baru disebarkan," lanjutnya.

Baca juga : Gempa Berkekuatan M6,0 di Lepas Pantai Tuban Rusak Beberapa Unit Rumah

Bukan cuma awan panas, Andiani juga menyebutkan bahwa potensi banjir lahan juga masih mungkin terjadi karena material sisa dari erupsi cukup banyak. Ditambah lagi curah hujan tinggi juga memicu potensi lahan dingin.

Ke depan, Kementerian ESDM dan juga PVMBG akan terus memperbaiki peringatan dini agar korban jiwa terus bisa dikurangi.

PVMBG menjelaskan bahwa pihaknya sudah pernah memberikan informasi kepada seluruh warga mengenai daerah yang mungkin dilalui awan panas dan juga lahar dingin. Hanya saja, menurut Andiani hal ini juga merupakan pekerjaan rumah dari pemerintah daerah untuk bisa menjaga masyarakat dari aktivitas Semeru.

"Ke depan sudah banyak ide yang diberikan soal peringatan diri, dari membuat sign agar lokasi tidak ditempati, hingga sirene di kawasan padat penduduk sekitar Semeru," kata Andiani.

Diketahui, erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) telah memakan korban jiwa. Dari data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setidaknya ada 14 orang meninggal. Sebanyak 56 orang juga dilaporkan luka. Sebanyak 35 orang luka berat dan 21 orang ringan. Mereka dirawat di sejumlah Puskesmas dan Rumah Sakit yakni Rumah Sakit dr. Haryoto, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, Rumah Sakit Bhayangkara, dan Puskesmas Penanggal.

Bupati Kabupaten Lumajang sendiri sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru selama 30 hari. Terhitung mulai 4 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022 berdasarkan Surat Keputusan Nomor 188.45/525/427.12/2021.