Miris Dikaitkan dengan Farid Okbah, Shamsi Ali Sebut Anies Aset Bangsa

Jakarta, law-justice.co - Imam Masjid Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali, mengomentari soal tudingan publik tentang nama Anies Baswedan yang dikaitkan dengan Ustaz Farid Okbah yang diduga terlibat jaringan terorisme.

Imam Masjid New York itu mengatakan, tudingan tersebut tak beralasan. Pasalnya, Imam Shamsi mengaku sangat mengenal Anies. Menurutnya, Anies adalah sosok brilian yang patut menyandang gelar `aset bangsa`.

Baca juga : Usai Kalah Nyapres, Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

“Saya sudah kenal dengan Anies Baswedan sejak sekolah di Amerika Serikat. Sering komunikasi dan berinteraksi selama Anies sekolah di Amerika Serikat. Saya kenal dia sebagai salah seorang putra bangsa yang brilian, Anies itu aset bangsa. Mutiara yang punya nilai tinggi,” kata Imam Shamsi, dikutip dari Suara, Rabu (24/11/2021).

Menurut Shamsi, kehebatan Anies bisa dilihat melalui jejaknya di bidang pendidikan maupun pemerintahan. Selain sukses menjadi pemimpin daerah, Anies juga berhasil memimpin perguruan tinggi.

Baca juga : Anies : Yang Tidak Dapat Amanah Konstitusi Berada di Luar Kabinet

Dari dosen, rektor Universitas Paramadina, hingga ke Mendikbud RI dan saat ini Gubernur DKI Jakarta,” tuturnya.

Anies telah menunaikan tugasnya dengan baik selama menjabat di berbagai instansi. Itulah mengapa, kata dia, hanya orang-orang yang hatinya tertutup yang terus saja menghujatnya.

Baca juga : Anies Baswedan Nyatakan Bakal Rehat Politik Sejenak

“Saya bangga bahwa pada semua itu. Dia mampu menunjukkan kapasitas dan integritas yang luar biasa. Hanya mereka yang hatinya tertutup dengan kebencian dan iri hati yang mengingkarinya,” terangnya.

Lebih jauh, dia beranggapan, orang-orang yang mengaitkan Anies dengan terorisme sejatinya hanya dengki atau merasa tak senang atas keberhasilan yang diraih pemimpin Jakarta tersebut.

“Karenanya, saya mengimbau agar hentikan politisiasi terorisme. Tuduhan kepada Anies Baswedan tidak lepas dari upaya membunuh karakter, karena khawatir eksistensinya, khususnya dalam konteks politik. Dan lebih khusus lagi, dalam konteks Pilpres 2024 mendatang.”

“Hentikan menggunakan kendaraan jahat terorisme untuk kepentingan politik,” kata Imam Shamsi.