Pindah ke Hindu, Sukmawati: Jangan Jadi Mayoritas yang Angkuh

Jakarta, law-justice.co - Putri Presiden pertama Indonesia, Sukmawati Soekarnoputri membuka suara usai pindah pindah agama dari Islam ke Hindu.

Menurutnya, hal tersebut bukan menjadi masalah. Bahkan, kata dia, tak bisa dipaksakan bila mengikuti Islam dengan patuh.

Baca juga : Diungkap Mahfudz Siddiq, Gelora Tegas Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo

“Jadi kalau masalah, enggak jadi masalah. Enggak dipaksakan kamu mesti mengikuti Islam dengan patuh sekali, taat sekali, terserah. Panggilan jiwa dan kemampuan pribadi masing-masing,” kata Sukmawati melansir hops, Rabu (27/10/2021).

Sukmawati tak mau ambil pusing jika banyak polemik yang terjadi karena keputusannya untuk pindah keyakinan.
Menurutnya, masalah keyakinan merupakan pilihan masing-masing individu.

Baca juga : Kejagung-KPK Didesak Usut Rumor Korupsi Rafael Alun Rp3.000 Triliun

“Saya kira, kalau pindah agama itu kan pilihan masing-masing dengan satu proses. Ibu kan cukup panjang 66 tahun,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa Indonesia bukanlah negara yang secara khusus menganut satu ajaran saja.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

Menurut Sukmawati, Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam agama, sehingga harus saling menghormati satu sama lain.

Dia pun mengingatkan, jangan sampai agama mayoritas merasa angkuh dan tidak menghormati minoritas.

“Kalau agama pun demikian, memang Indonesia itu beragam, bertoleransi dengan baik. Jangan mayoritas itu menjadi mayoritas yang angkuh, kemudian tidak toleransi dengan minoritas,” ucap Sukmawati.

“Tapi harus memiliki toleransi yang baik, karena kita berbangsa satu saudara di seluruh kepulauan Indonesia. Jadi, itu yang selalu ditanamkan Bung Karno,” katanya lagi.