Tokoh Papua Kritik Ade Armando: Hanya Setan Saja yang Dipercaya

Jakarta, law-justice.co - Pegiat media sosial, Ade Armando mengatakan, dirinya tak percaya bila umat Islam harus menjalankan syariat Islam. Meski begitu, ia tetap mengakui beragama islam.

Merespon hal itu, tokoh Papua Christ Wamea pun memberikan kritikan tajam terhadap Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia itu.

Baca juga : Respons Anies Baswedan soal PKB dan NasDem Merapat ke Koalisi Prabowo

Christ Wamea mengatakan bahwa Ade Armando hanya mempercayai setan.

"Hanya setan saja yang dipercaya,” kata Christ dalam cuitannya di Twitter, Selasa (26/10/2021).

Baca juga : Kata AHY soal NasDem dan PKB Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Sebagaimana diketahui, Ade Armando mengatakan, dirinya tak percaya bila umat Islam harus menjalankan syariat Islam.

“Saya beragama islam, tapi saya tidak percaya bahwa umat Islam harus menjalankan syariat Islam,” ujar Ade dalam video yang ditayangkan di channel YouTube CokroTV, seperti dilihat, Selasa (26/10/202).

Baca juga : Di Acara Halal Bihalal PBNU, Prabowo: Saya Keluarga NU dari Dulu

Ade menerangkan, ia tidak percaya umat Islam harus patuh pada hukum dan aturan Islam yang baku yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia tersebut.

Namun dirinya mengaku percaya bahwa Allah menurunkan ayat-ayat-Nya melalui perantara malaikat kepada Nabi Muhammad.

“Namun, saya tidak percaya bahwa di dalam Al-Qur`an, termuat hukum Islam yang harus dijalankan dengan cara yang sama di seluruh dunia di sepanjang zaman,” kata Ade.

Pemahaman dirinya terkait hukum dalam Al-Qur`an adalah hukum yang merefleksikan kondisi abad ke-tujuh di tanah Mekkah saat ayat itu diturunkan.

Ade menuturkan, pemikirannya itu berbeda pandangan dengan mereka yang percaya kepada penegakan syariah.

“Kalangan penegak syariah percaya bahwa Allah menurunkan sebuah paket hukum Islam yang lengkap di abad ke-7 itu. Bahkan, hukum itu tidak hanya termuat dalam Al-Qur`an, tapi juga dalam ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad plus pandangan ulama di abad-abad pertama Islam,” tutur Ade.

Ade menambahkan, kalangan penegak syariah memiliki gagasan bahwa sumber hukum Islam adalah ayah-ayat Allah dalam Al-Qur`an, ucapan dan tindakan Nabi Muhammad, serta kesepakatan para ulama.

“Seperti yang saya katakan, gagasan itulah yang saya tolak,” pungkas Ade.