Heran, Hendri Satrio: Parpol Terkorup Kok Suaranya Tetap Banyak?

Jakarta, law-justice.co - Pendiri lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio mengatakan bahwa banyak pertanyaan yang perlu dijawab sebelum kontestasi politik 2024.

Salah satunya yaitu terkait partai politik yang tetap memperoleh suara besar walaupun memiliki kader yang acap kali melakukan tindak pidana korupsi.

Baca juga : Kasus Tambang Nikel Ilegal, Eks Relawan Jokowi Divonis 8 Tahun Penjara

“Kenapa suaranya tetap banyak? Jawabannya saya tidak tahu, akan tetapi, sebagian responden mewajarkan partai politik korupsi,” ujar Hendri Satrio dalam diskusi virtual KedaiKopi, beberapa waktu lalu.

Dirinya mengaku prihatin dengan jawaban responden yang mewajarkan para kader partai politik melakukan pindak korupsi.

Baca juga : Istana Terlihat Takut, Angket Kecurangan Pemilu di Luar Rencana Jokowi

“Sebetulnya hal itu sangat menyakitkan, karena banyak sekali warga masyarakat yang permisif,” ujar Hendri Satrio.

Kendari demikian, dirinya berharap banyak tokoh yang akan maju pada pilpres 2024. Oleh akrenanya, dia selalu berusaha menawarkan tokoh-tokoh lain yang berada di luar parpol.

Baca juga : Jokowi Tidak Salami Prabowo Usai Bayar Zakat, Ada Apa?

“Intinya, makin banyak kita memili pemimpin yang bisa kita pilih di 2024 akan lebih baik,” tuturnya.

Menurutnya, banyak sekali pilihan calon presiden dari berbagai klaster. Mulai dari kepala derah, menteri, dan wilayah.

Kendati demikian, sayangnya, menurut Hendri Satrio tanah air sedang tersandra oleh pilihan yang disuguhkan oleh partai politik.

“Akan tetapi, memang lagi-lagi kita ini terpaku dan tersandera oleh hanya partai politik yang bisa memajukan presiden dan wakil presiden,” katanya.

Oleh sebab itu, dirinya mempertanyakan apakah Indoenesia memungkinkan memiliki presiden yang berasal dari luar Pulau Jawa.

“Pertanyaan ini muncul karena leadership yang dimiliki oleh Indonesai dengan luas wilayahnya seperti ini, harusnya memang memungkinkan untuk mendorong calon-calon presiden dari luar Jawa,” katanya.

Dirinya juga menilai bahwa lembaga survei yang beredar saat ini hanya menghasilkan nama-nama yang berasal dari Jawa.

“Mulai dari Prabowo, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Ridwan Kamil, itu semua kan berada di Jawa,” tandasnya.