Masjid Uighur Dijadikan Hotel di Xianjiang, Muslim AS Boikot Hilton

New York, Amerika Serikat, law-justice.co - Sejumlah organisasi Muslim di Amerika Serikat menyerukan boikot terhadap Hilton karena berencana membangun hotel di lokasi masjid Uighur di Xinjiang yang dihancurkan pemerintah China.


"Hari ini, kami mengumumkan kampanye boikot global terhadap Hilton," ujar direktur eksekutif organisasi Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, dikutip Al-Jazeera, Kamis (16/9/2021) kemarin.

Baca juga : Kriminalisasi Muslim Uighur, China Sadap Ponsel Warga Uighur

Awad mengatakan bahwa CAIR juga sudah bernegosiasi secara tak langsung dengan grup hotel untuk membatalkan rencana pembangunan hotel itu. Namun, pembicaraan itu tak berhasil.

"Anda dan saya punya opsi untuk memilih ke mana harus pergi dalam perjalanan Anda, atau melakukan pertemuan bisnis, atau mengadakan acara, pernikahan ataupun perjamuan," kata Awad.

Baca juga : Ke Xinjiang, Diplomat RI Lihat Muslim Uighur Sebut Media Barat Bohong

Dalam pernyataan di situs resminya, CAIR menyebut rencana pembangunan ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berkontribusi terhadap penghancuran iman dan budaya etnis Uighur.

"CAIR meyakini Hilton harus berada di pihak yang benar dengan mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apapun di wilayah Uighur, China, sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang tak bersalah," tulis CAIR.

Baca juga : Ketika Muslim Uighur di China Dilarang Puasa & Ditangkap Jika Ketahuan

Seruan boikot ini muncul setelah beredar kabar bahwa Hilton berencana membangun hotel di atas lahan tempat masjid Uighur pernah berdiri di Xinjiang. Pemerintah China menghancurkan masjid itu menggunakan buldoser pada 2018 lalu.

Pada Juli, Kongres AS meminta Hilton Worldwide untuk menghentikan proyek tersebut.