Ketum PBNU Dimarahi Taliban Akibat Bicara Hak-hak Perempuan

Jakarta, law-justice.co - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ternyata telah lebih dahulu menggelar dialog dengan kelompok-kelompok di Afghanistan sebelum pemerintah Indonesia mencoba mediasi antarkelompok bertikai.

"Sejak 2010 yang kontak langsung Wakil Ketua PBNU As`Ad Said Ali yang saat itu Wakil Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN)," kata Ketua Umum PBNU Prof DR KH Said Aqil Siroj melansir detikcom, Senin (6/9/2021).

Baca juga : Kerap Bahas Pergantian Ketum PKB, Cak Imin Sebut Gus Ipul Pengangguran

Setidaknya ada tujuh kelompok tokoh ulama Afghanistan, termasuk yang berafiliasi dengan Taliban, bertemu di Hotel Borobudur, Jakarta. Awalnya tentu mereka enggan untuk bertemu dan duduk satu meja. Para pengurus PBNU harus membujuk dan memanggil mereka satu per satu dari kamarnya.

"Itu sulit sekali tetapi berhasil juga semua berkumpul dalam satu meja. Alhasil, sudah mulai ada pendekatan dikit-dikit, mulai ada hubungan," ujar Said.

Baca juga : NU Temui Pimpinan Jamaah Aolia yang `Telepon Allah`, Begini Hasilnya

Pertemuan kedua dilanjutkan di Kabul, Afghanistan. Beberapa pengurus PBNU terbang ke sana, tapi KH Said Aqil tak ikut serta karena ada kesibukan lain. Hasil pertemuan di Kabul salah satunya NU menerima mahasiswa/mahasiswi dari Afghanistan untuk belajar di pesantren dan universitas milik NU.

"Kita beri beasiswa ada 34 orang pada 2011 di Universitas Wahid Hasyim. Mereka cukup cerdas dalam waktu tidak lama bisa bahasa Indonesia dan pandai bergaul, menerima sikap moderasi dalam Islam seperti NU," ujar Said Aqil.

Baca juga : PBNU Minta PKB Segera Akui Kemenangan Prabowo-Gibran: Ucapkan Selamat

Pertemuan ketiga di gelar di Turki. Kali ini Said Aqil dan KH Marsudi Syuhud datang mewakili PBNU. Acara tersebut digelar PBNU dengan Al Azhar Mesir untuk mempertemukan tujuh faksi di Afghanistan.