Sudah Tiba tadi pagi ini di Halim Perdanakusuma

Mencekam ,Kronologis Proses Evakuasi 26 WNI dari Afghanistan

law-justice.co - Beberapa kali terpaksa ditunda ,akhirnya bisa terwujud berkat saling kordinasi antarbeberapa  Negara luar  .  Mentri Luar Negri telah berkomunikasi  dengan Menteri Luar Negeri dari Turki, Norwegia, pihak Belanda, Amerika Serikat, dan NATO.

Dalam Suasana Mencekam Akhirnya rencana membawa pulang warga negara Indonesia  bisa berjalan dengan menggunakan pesawat khusus.Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan proses evakuasi yang dilakukan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Afghanistan. Proses evakuasi awalnya akan menggunakan pesawat sipil.

Baca juga : Prancis Kondisi Mencekam

Namun, rencana evakuasi berubah di tengah jalan akibat kondisi lapangan yang berubah. "Dan sesuai koordinasi dengan Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto), maka diputuskan evakuasi menggunakan pesawat militer," ujar Retno dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Selama persiapan, Retno menggencarkan koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Dia juga melaporkan proses evakuasi kepada Presiden Joko Widodo.

Baca juga : Bantah Suasana Wadas Mencekam, Mahfud: yang Tak Percaya ke Sana

Sekitar pukul 06.00 WIB, Rabu, 18 Agustus 2021, pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Kabul, Afghanistan. Rute yang ditempuh pesawat adalah Jakarta dan Aceh, Indonesia; Colombo, Sri Lanka; Karachi dan Islamabad, Pakistan; serta Kabul.

Retno menyampaikan dari awal keberangkatan, pesawat dirancang bermalam di Islamabad. Pertimbangannya, penerbangan dari Islamabad-Kabul sangat pendek, yaitu sekitar 1 jam atau kurang dari 1 jam. Pesawat juga dapat bergerak cepat jika kesempatan landing diberikan sewaktu-waktu.

Baca juga : Taliban Mengancam, KBRI Kabul Imbau WNI Tinggalkan Afghanistan

"Sebagaimana teman ketahui dalam proses evakuasi ini dalam banyak hal proses harus kita lakukan secara paralel bukan one after another," ujar dia.

Sementara itu, pemerintah Indonesia juga mengurus semua perizinan yang masuh tersisa. Termasuk izin lintas udara dan landing di Kabul.

"Alhamdulillah izin lintas udara semuanya dapat diperoleh dan pesawat mendarat di Islamabad pada 18 Agustus pukul 20.27 waktu setempat. Koordinasi terus dilakukan untuk mengurus izin landing pesawat di Bandara Hamid Karzai, Kabul," ujar dia.

Kendala Evakuasi
Semula pesawat TNI AU telah mendapatkan slot pendaratan di Bandara Hamid Karzai pada pukul 04.10 waktu setempat, Kamis, 19 Agustus 2021. Namun, izin tersebut tiba-tiba ditarik kembali dan proses evakuasi ditunda akibat kondisi di bandara tidak kondusif.
"Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah. Dengan situasi baru ini, berarti kita harus mengurus izin baru lagi," ujar dia.

Kementerian Luar Negeri terus berkoordinasi secara internal maupun eksternal untuk mengurus proses evakuasi dan izin pendaratan pesawat di Bandara Hamid Karzai. Selama proses itu berlangsung, pesawat tetap menunggu di Islamabad.

Pada Kamis, 19 Agustus 2021, Retno kembali memimpin rapat koordinasi yang diikuti tim dari Jakarta, Islamabad, dan Kabul guna melakukan asesmen kondisi di Afghanistan secara mendetailkan. Retno juga berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri dari Turki, Norwegia, pihak Belanda, Amerika Serikat, dan NATO.

"Proses ini benar-benar, sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat," ucap dia.


Akhirnya, pemerintah Indonesia memperoleh izin landing yang baru pada Jumat, 20 Agustus 2021. Tim evakuasi langsung melakukan persiapan, dan pesawat TNI AU berangkat menuju Kabul sekitar pukul 04.10 waktu setempat dan tiba di Kabul pukul 05.17 waktu setempat pada Jumat, 20 Agustus 2021.

"Rencana awal, pesawat hanya berhenti selama 30 menit. Namun kembali terjadi dinamika, sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebih 2 jam," ujar dia.

Pesawat TNI AU baru lepas landas dari Kabul sekitar pukul 07.10 waktu setempat dan tiba kembali di Islamabad pukul 08.11 waktu setempat untuk mengisi bahan bakar. Pesawat kembali menggunakan rute yang sama saat kembali ke Tanah Air.

"Dan Alhamdulillah, pesawat TNI AU sudah tiba kembali di Bandara Halim Perdana Kusuma pada pagi hari ini 21 Agustus 2021," ujar dia.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengakui tidak ringan mengevakuasi para WNI dari Afghanistan. Konflik yang terjadi di negara tersebut membuat proses evakuasi terhambat.

"Banyak permasalahan yang kita hadapi, dinamika di lapangan yang kita hadapi. Namun semua bisa dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama antara kementerian lembaga, sehingga operasi ini bisa berjalan dengan aman dan lancar," ujar Hadi.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengevakuasi 26 WNI, termasuk staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dari Afghanistan akibat situasi yang tidak stabil di negara tersebut. Pemerintah Indonesia juga mengevakuasi lima warga Filipina dan dua warga Afghanistan. Warga Afghanistan itu merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.

Indonesia Berharap Perdamaian dan Stabilitas Tercipta di Afghanistan

Situasi di Afghanistan kembali panas setelah Taliban menguasai Kabul pada Senin, 16 Agustus 2021. Para pemimpin Afghanistan telah meninggalkan kekuasaan mereka untuk melarikan diri, termasuk mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Warga Afghanistan juga berbondong-bondong ke bandara untuk kabur dari negaranya setelah Taliban berhasil menguasai Kabul. Alhasil, 12 orang tewas di dalam dan sekitar bandara. Menurut pejabat Taliban dan NATO, kematian disebabkan tertembak atau terinjak-injak.