Pasien COVID-19 Melonjak, Pihak RS Wisma Atlet Minta Anies PSBB Ketat

Jakarta, law-justice.co - Pihak Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB ketat. Pasalnya, pasien COVID-19 di Jakarta mengalamai lonjakan drastis.

"PSBB saja. Saran saya PSBB perketat dulu, seminggu, dua minggu ini sampai nanti landai biar kita bisa fokus menangani pasien dengan baik. Kalau sudah landai silakan diatur secara bertahap lagi. Kalau sekarang ini harus diatur benar, klaster kantor juga harus diatur benar," ujar Koordinator Humas RSD Covid-19 Wisma Atlet, Letkol TNI AL M Arifin seperti dilansir dari detikcom, Selasa (15/6/2021).

Baca juga : Respons Anies Baswedan soal PKB dan NasDem Merapat ke Koalisi Prabowo

Arifin menyebut pembatasan ini perlu dilakukan dan diawasi dengan baik. Terutama di klaster perkantoran yang menurutnya penerapan WFO dan WFH mulai kendor.

"Iya sudah mulai kendor, di Mampang banyak kantor sudah 100 persen. Artinya berarti antara lalai, melupakan sedang pandemi, atau nekat," kata Arifin.

Baca juga : Politisi Demokrat Ajak Seluruh Pihak Bersatu Membangun Bangsa

"Terserah WFH 50 persen harus diawasi, ya diawasi benar, jangan hanya laporan-laporan kita 50 persen. Kan punya Satpol PP banyak, punya Polsek, punya Polres punya Koranmil. Tinggal sampaikan saja, Koranmil semua itu cek, Kapolsek cek itu. Itulah gunanya pemimpin," sambung Arifin.

Arifin menjelaskan mobilitas warga perlu dilakukan termasuk penerapan PPKM di tingkat RT/RW. Jika terlaksana dengan baik maka mobilitas warga bisa tertangani dengan baik.

Baca juga : Anies Mau Terima Tawaran Menteri Jika Dibolehkan Lakukan Hal-hal Ini

"Harus diefektifkan dan harus tegas. Buktinya kita di bulan 15 Mei kita bisa tinggal 17 persen di sini dan tinggal 900 orang selama bulan puasa. Tapi faktanya habis lebaran kan malah sulit dikendalikan, los dol kan. Yowes. Itulah yang menyebabkan kenapa angka itu meningkat," tambahnya.

Arifin menyarankan agar PSBB ketat segera diterapkan karena menyangkut kepentingan masyarakat luas. "(Keputusan paling lama) Besok. Kelamaan kalau akhir minggu. Jangan lama-lama semakin banyak nanti orang bergerak, makin lama tracing-nya nanti," katanya.

Diberitakan sebelumnya, kasus COVID di DKI mengalami lonjakan drastis. Pembatasan ketat pun dinanti guna mencegah faskes di DKI mengalami kolaps.

Arifin mengatakan tingkat keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Jakarta saat ini melonjak menjadi 80,68 persen.

"Pasien datang dari berbagai Puskesmas di DKI. Ini sudah mulai banyak dan sudah agak merata. Ini DKI harus waspada," ujar Arifin, Minggu (13/6/2021).

Dia menuturkan, kebijakan pembatasan ketat perlu dilakukan. Tujuannya, mengendalikan penyebaran di hulu.

"Kebijakan pembatasan ketat minggu depan ini diperlukan. Kalau tidak, akan bisa kolaps faskes (fasilitas kesehatan) yang ada di DKI seminggu ke depan," katanya.