Gawat! BIN Sebut Mutasi Covid-19 dari Inggris Masuk RI Sejak September

Jakarta, law-justice.co - Varian baru Covid-19 yang sangat berbahaya sempat menghebohkan publik Inggris. Namun, ternyata varian baru tesebut sudah masuk ke Indonesia sejak September 2020.

Varian yang disebut lebih cepat menular ini diperkirakan ditemukan pertama kali di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Varian ini pertama kali di Inggris dan telah menyebar ke sejumlah negara.

Baca juga : Kata Ahli soal AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya

"Ada dugaan masuknya varian baru dari Covid-19 D614G yang terdeteksi awal September 2020 di Jogja dan Jawa Tengah," kata Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto, Jumat (26/02/2021).

Dia mengatakan bahwa BIN akan terus memantau serta ikut serta dalam upaya penanggulangan pandemi virus corona. Terlebih, lanjutnya, kasus positif virus corona di tanah air masih terus bertambah dari hari ke hari dalam jumlah ribuan.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

"Ini kami berjibaku tidak hanya persoalan-persoalan kesehatan, tapi efek samping, ini terus siang malam kita bekerja sangat menguras tenaga dan kasus Covid-19 ini juga termonitor fluktuatif namun cenderung yang menunjukkan tren meningkat," kata Wawan.

Menurutnya, peningkatan kasus positif yang masih tinggi disebabkan oleh ketidakdisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

"Saat ini kasus positif di Indonesia telah mencapai lebih dari 1,3 juta yang sembuh 1,1 ya yang meninggal ya 35.000 dan seterusnya," kata dia.

Sebelumnya, pada Agustus 2020 lalu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan varian D614G belum masuk Indonesia meski sudah ada di Malaysia dan Filipina. Akan tetapi, pernyataan berbeda diungkapkan Pakar Biomolekuler Universitas Airlangga, Surabaya, Ni Nyoman Tri Puspaningsih yang menyebut varian baru itu sudah ada di tanah air sejak April 2020.

LIPI lalu membantah dengan menyatakan varian yang ditemukan di Surabaya bukan D614G melainkan Q677H.

Sebelumnya Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyatakan hal serupa dengan pakar dari Universitas Airlangga. Dia menyebut varian D614G sudah ada di Indonesia sejak April atau Mei 2020.