Sebut SBY Salah Pilih Ketum, Demokrat Serang Balik Qodari

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari yang menyebutkan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY salah pilih ketua umum Partai Demokrat membuat kader Demokrat. Demokrat menilai, Qodari tak pantas menyampaikan hal tersebut karena tidak mengetahui kondisi internal partai.

Qodari menilai SBY telah mengulangi fenomena Kongres PD tahun 2010 karena salah pilih ketua umum. "Qodari kan tidak mengerti kondisi sebenarnya di internal PD, hanya dengan asumsi pernyataan Aswin (Ketua Umum DPP KMD Aswin Ali Nasution) digeneralisir menjadi situasi internal PD," kata Ketua BPOKK PD Herman Khaeron, Jumat (26/2/2021).

Baca juga : NasDem Gabung Prabowo, Ini Respons Tak Terduga Demokrat

PD meminta tidak ada yang mengadu domba Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Menurut Herman, Ketum Kader Muda Demokrat Aswin Ali Nasution yang mendorong Ibas jadi pemipmin PD juga merupakan salah satu pemilik suara yang ikut mengaklamasi AHY sebagai Ketum PD.

"Janganlah juga mengadu domba Ketum AHY dengan Ibas, tidak etis. Aswin termasuk pemilik suara yang secara aklamasi juga memilih Ketum AHY di Kongres V Jakarta," ujarnya.

Baca juga : Respons soal NasDem Gabung Koalisi Prabowo, Demokrat Bicara Loyalitas

Sebelumnya, M Qodari memberikan analisis terkait kuatnya isu kudeta Partai Demokrat yang menyeret nama KSP Moeldoko dan Ibas. Qodari menilai fenomena Kongres PD 2010 terulang di masa kini.

Menurut Qodari munculnya nama Ibas dalam isu kudeta mengindikasikan adanya dualisme kepemimpinan PD. Ibas, menurutnya, dinilai sebagian kader di daerah lebih cocok memimpin PD.

Baca juga : Kata AHY soal NasDem dan PKB Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

"Di sisi yang lain munculnya nama Ibas sebenarnya mengindikasikan sesuatu yang saya sudah pernah sampaikan sebelumnya bahwa memang di dalam internal PD itu sendiri terjadi semacam dualisme kepemimpinan dalam pengertian bahwa ada kelompok-kelompok yang sedari awal sesungguhnya melihat bahwa yang lebih pantas, lebih cocok menjadi pimpinan PD itu adalah Ibas," kata Qodari, Jumat (26/2/2021).

Bahkan, Qodari menilai Eks Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) salah menganalisa keinginan para kadernya. Ia mengatakan SBY telah mengulangi fenomena Kongres PD tahun 2010.

"Jadi fenomena tahun 2010 di mana SBY salah baca terhadap dinamika internal PD itu kelihatannya terulang di tahun 2020 dan 2021 ini. Tahun 2010 Pak SBY menghendaki Andi Mallarangeng sebagai ketum, tapi yang dapat suara kan justru Marzuki Alie dan Anas Urbaningrum gitu," terangnya.