Sebut Kasus Covid 10 Juta Lebih, Pakar: Indonesia seperti Rumah Bocor

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 1 juta. Jumlah tersebut merupakan total selama pandemi Covid-19 melanda Indoensia sejak Maret 2020.

Berdasarkan data yang dihimpun Worldometers, Indonesia saat ini berada di urutan ke-19 negara dengan jumlah kasus covid-19 terbanyak di dunia, dan urutan ke-4 di Asia. Dari jumlah kematian, Indonesia menempati urutan ke-17 di dunia dan urutan ke-3 di Asia.

Baca juga : Covid Melonjak Lagi, Ini Aturan Baru Naik Garuda Indonesia & Citilink

Namun, hal berbeda justru disampaikan oleh pakar Epidemolog Universitas Indonesia dr Pandu Riono. Menurut dia, jumlah pasien Covid-19 di Indonesia jauh lebih banyak, bahkan mencapai 10 juta orang.

“Banyak yang mempertanyakan apakah data yang dilaporkan pemerintah valid?… di masyarakt bisa saja 10 kali lebih banyak dari yang dilaporkan,” ujarnya dikutip dari laman Youtube Hersubeno Point, Rabu (27/1/2021).

Baca juga : Akui Kasus Covid-19 di RI Naik Lagi, Jokowi: Tapi Masih Terkendali

Lebih lanjut ia menjabarkan pendapatnya bahwa selama in yang dilaporkan pemerintah adalah data terkonfirmasi dan testing dari pasien bergejala.

“Angka yang dilaporkan kan angka yang terkonfirmasi testing dari orang yang suspect karena kontak dengan yang positif atau dia punya gejala kemudian dites sehingga angkanya sudah terkfirmasi melewati ambang yaitu 1 juta. Itu merupakan jumlah yang cukup besar yang berhasil di testing,” katanya.

Baca juga : Di Indonesia Tercatat Sudah ada 53 Kasus Covid-19 Varian Orthrus

Ia mengatakan jika ditelaah ulang, faktanya orang yang tidak bergejala belum masuk hitungan. “Artinya tergatung jumlah testing, kedua tergantung orang itu bisa dideteksi untuk testing berarti termasuk orang yang punya gejala, ke rumah sakit atau kontak. Yang tidak punya gejala jauh lebih banyak.”

Menurut perkiraan dari pengalaman statistik dunia, 86 persen orang yang terinfeksi virus yang masuk ke tubuhnya tidak menimbulkan gejala. “Jadi kalau kita melihat hanya sekitar 5 persen yang masuk RS dan butuh perawatan. Dan sebagian ada yang meninggal, jadi bisa dieperkirakan angka itu.”

Menurutnya jika ingin menemukan angka yang valid, seharusnya dilakukan survei penduduk secara keseluruhan dengan pemeriksaan antibodi. “Dari situ kita tahu berapa persen dari penduduk yang memiliki riwayat terinfeksi.”

Di sisi lain, ia menirukan keluhan Kemenkes Budi Gunadi soal penyebaran covid-19. Budi Gunadi menganalogikan Indonesia sebagai sebuah rumah dengan atap bocor.

“Apakah kita betul-betul telah berhasil menekan penularan? Menteri kesehatan Budi Gunadi saja bilang kalau dirinya merasa tuh selalu bilang yang beliau kerjakan itu hanya sibuk ‘mengepel lantai’, mempersiapkan RS dan sebagainya.”

“Padahal yang harus saya kerjakan itu membetulkan atapnya yang bocor di tengah angin kencang dan hujan deras. Beliau (Budi Gunadi) sudah punya logika kalau itu bisa ditekan penularannya maka kita bisa mengatasi kolapsnya pelayanan kesehatan," tutupnya.