Hagia Sophia Jadi Masjid, Pejabat Uni Eropa Ini Sangat Marah

Jakarta, law-justice.co - Langkah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid menuai kritikan. Bahkan salah satu pejabat paling senior Uni Eropa mengutuk tindakan pemerintah Turki dan mengatakan hal itu telah merusak hubungan antara Turki dengan Eropa.

"Sebagai orang Yunani, saya cukup getir. Saya merasa sangat marah tentang hal itu," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Margaritis Schinas pada konferensi pers seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (25/7/2020).

Baca juga : Blue Mosque dan Hagia Sophia Turki, Dulu Gereja & Sekarang Jadi Masjid

Hal itu disampaikannya ketika menyaksikan Erdogan sendiri yang memimpin salat Jumat pertama di Hagia Sophia, Istanbul pada Jumat (24/7) waktu setempat.

"Saya pikir Turki pada titik tertentu harus memutuskan bagaimana sikap geopolitik mereka, dan dengan siapa mereka ingin menyelaraskan diri di masa depan," ujar Schinas memperingatkan.
Apa yang disampaikan dia lebih keras dari pernyataan yang pernah disampaikan selama ini, khususnya oleh Uni Eropa.

Baca juga : Turki Berencana Sulap Gereja Era Bizantium Jadi Masjid

"Akankah Turki ingin bekerja sama dengan Uni Eropa dan mendasarkan diri pada nilai-nilai Eropa? Dan, jika itu masalahnya, apa yang terjadi hari ini dengan Hagia Sophia benar-benar merupakan titik awal yang buruk," tambahnya.

Untuk diketahui, Pengadilan Tinggi Turki mencabut status monumen Hagia Sophia sebagai museum pada tanggal 10 Juli lalu dan Presiden Turki Recep Tayip Erdogan kemudian memerintahkan bangunan itu untuk dibuka kembali untuk ibadat umat muslim. Pencabutan status museum itu membuat marah komunitas Kristen.

Baca juga : Hagia Sophia Konversi Jadi Masjid, Turki dan Yunani Perang Kata Kasar

Situs Warisan Dunia UNESCO di Istanbul yang bersejarah tersebut pertama kali dibangun sebagai katedral di jaman Kekaisaran Bizantium Kristen. Kemudian diubah menjadi masjid setelah penaklukan Utsmaniyah atas Konstantinopel pada tahun 1453.

Dewan Negara, pengadilan administrasi tertinggi Turki, dengan suara bulat membatalkan keputusan tahun 1934 di mana pendiri modern Turki, Mustafa Kemal Ataturk saat itu memutuskan mengubah Hagia Sophia menjadi museum. Pengadilan Turki itu mengajukan argumen, bangunan itu terdaftar sebagai masjid dalam peruntukkan propertinya.