Diteror Karena Tak Pakai Jilbab, Begini Kondisi Siswa di Sragen

Sragen, law-justice.co - Proses penyelesaian kasus dugaan teror terhadap Z, siswi SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen karena tak pakai jilbab terus bergulir. Aksi mediasi pun dilakukan oleh sejumlah pihak termasuk oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Hasilnya pun cukup memuaskan, tapi agaiaman dengan kondisi korbannya?.

Mengutip Gelora.co, mediasi itu berlangsung tertutup, di ruang Citrayasa kompleks rumah dinas bupati, Dusun Kebayanan Krajoyok, Sragen Wetan, Sragen, Jawa Tengah. Selain pihak sekolah dan orang tua siswi, perwakilan dinas pendidikan Provinsi Jawa Tengah, serta segenap jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Sragen juga ikut dalam pertemuan ini.

Baca juga : KPU Sragen Bantah Henry Yoso Terkait Rendahnya Partisipasi Pemilih

Bupati Yuni mengklaim masalah sudah terselesaikan dengan baik. Namun dia tak mau merinci isi dari pertemuan tersebut.

Sedangkan hingga hari itu, siswi Z belum berangkat ke sekolah dengan alasan izin sakit. Tapi Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS), Sugiarsi mengungkap Z diduga mengalami tekanan batin sehingga terus merasa ketakutan.

Baca juga : Virus Lumpy Skin Disease Menjangkit Ratusan Sapi di Sragen

"Tapi setelah saya terapi dua kali, ketika dia sudah saya motivasi alhamdulillah sudah mau diajak ngomong. Tadi ada pihak sekolah datang dari guru BP (BK, bimbingan dan konseling) menanyakan kenapa sudah empat hari nggak masuk sekolah," ujar Sugiarsi.

Sugiarsi menyebut Z sempat tidak mau menemui pihak sekolah dengan alasan takut. Setelah diberikan motivasi dan pendampingan, Z baru mau menemui guru BK tersebut.

Baca juga : Guru di Sragen yang Singgung Siswi Tak Berhijab Bakal Dipecat Ganjar

Usai mediasi di rumah dinas Bupati Sragen, ayah Z, Agung Purnomo mengungkap ingin memindahkan putrinya ke sekolah lain. Meski Z, kata Agung, masih ingin sekolah di SMAN 1 Gemolong.

Selain itu, berdasarkan hasil mediasi sekolah tersebut akan menggelar ikrar bersama seluruh warga sekolah yang menyatakan bahwa pihak sekolah memegang teguh Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan menghargai toleransi.

Kepala Cabang Dinas (KCD) wilayah VI, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Eris Yunianto menambahkan, saat ini pihaknya menunggu tindak lanjut pihak sekolah untuk melakukan introspeksi.

"Intinya sudah selesai dari kemarin, hanya hari ini bupati kan juga punya kepentingan menjamin warganya untuk memastikan bahwa sudah tidak ada permasalahan. Yang penting saran dari pihak orang tua adalah bagaimana sekolah memperbaiki. Ini kan butuh proses," ujar Eris.

Eris berharap Z tetap bersekolah di SMA Negeri 1 Gemolong. Namun, keputusan itu diserahkan sepenuhnya kepada siswi tersebut