Tuntut Rektor Mundur, Unjuk Rasa Mahasiswa Unhas Berakhir Ricuh

Makassar, law-justice.co - Ratusan mahasiswa gabungan dari berbagai fakultas di lingkup Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar menggelar unjuk rasa yang berbuntut dengan keributan, Kamis (02/05) siang. Unjuk rasa digelar di depan Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Jln Perintis Kemerdekaan, Makassar.

Massa mahasiswa yang sebagian besar mengenakan seragam jas almamater Unhas warna merah, mendatangi Gedung Rektorat Unhas saat Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA bersama pejabat-pejabat teras Unhas sedang rapat sejak pagi hari.

Baca juga : DPR Bakal Bentuk Panja Respons Lonjakan Biaya Pendidikan Kampus

Dengan membentangkan kain spanduk warna merah berukuran sekitar 1x4 meter dan bertuliskan "TURUNKAN REKTOR", massa mahasiswa melakukan orasi secara bergantian di depan pintu utama Gedung Rektorat dengan pengawasan petugas keamanan Kampus Unhas Tamalanrea.

Massa membacakan pula surat Pernyataan Sikapnya yang diberi judul "Demokratisasi Kampus, Runtuhkan Rezim Otoriterianisme Dalam Kampus". Mereka juga menguraikan enam analisis masalah yang terjadi di Unhas dan harus segera diselesaikan oleh Rektor Unhas selaku Pimpinan Tertinggi Unhas.

Baca juga : Ketika STIP Salah Nakhoda

Enam analisis masalah itu, yakni terkait birokrasi Unhas yang berkesan tidak profesional, lalu soal PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) Unhas serta Hiper-Eksploitasi pekerja kebersihan dalam jerat sistem kontrak maupun outsourcing, dan menyangkut jam malam yang mengakhiri hak atas kampus.

Kemudian masalah pungli terhadap ujian mahasiswa, dan selanjutnya tentang tindakan kekerasan akademik yang terjadi dengan studi kasus pada skorsing 4 (empat) mahasiswa Kelautan, serta yang terakhir adalah mengenai intervensi lembaga mahasiswa.

Baca juga : Tolak Kenaikan UKT, Mahasiswa UIN Jakarta Siapkan Gugatan Hukum

Masalah lainnya yang disorot mahasiswa, seperti masuknya investor dalam kampus, hingga soal uang kuliah yang semakin mahal. Karenanya, Rektor sebagai Pimpinan Tertinggi Unhas bertanggung jawab penuh terhadap jalannya keprofesionalitasan dalam pendidikan tinggi.

Atas poin-poin analisis masalah tersebut, massa mahasiswa menuntut Rektor Unhas segera menyelesaikan semua persoalan yang selama ini lepas dari pengawasannya. Dan jika tak diselesaikan dalam kurun waktu yang disepakati, mahasiswa menuntut Rektor Unhas turun dari jabatannya.

Meski dikabarkan bahwa Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA sempat menemui mahasiswa, namun kericuhan tidak dapat dielakkan. Keributan pun terjadi antara massa pengunjuk rasa dengan petugas keamanan Kampus Tamalanrea dan sejumlah mahasiswa yang tidak sependapat dengan aksi serta tuntutan para pendemo.

Diawali saling berdebat hingga dorong-dorongan dan berlanjut lempar melempar menggunakan batu, kayu dan benda lainnya. Petugas keamanan Kampus Tamalanrea akhirnya berhasil memaksa mundur para pengunjuk rasa yang kemudian membubarkan diri dan meninggalkan area Gedung Rektorat Unhas.

Hingga saat in, belum diketahui adanya korban maupun kerusakan yang ditimbulkan akibat kericuhan tersebut. Selain itu belum pula diperoleh informasi tindak lanjut yang akan ditempuh oleh Rektor Unhas bersama para pejabat tinggi Unhas dalam menangani peristiwa unjuk rasa itu dan tuntutan yang diajukan mahasiswa.