Ekuador Tangkap Mantan Menteri terkait Kasus Mata-mata Assange

Ekuador, law-justice.co -  Seorang hakim di Ekuador memerintahkan agar mantan menteri luar negeri Ricardo Patino ditangkap dalam penahanan pra-sidang atas tuduhan terkait aktivitas mata-mata Assange dan hasutan, kata kantor jaksa agung pada Kamis (18/4).

Patino hingga kini tidak diketahui keberadaanya.

Baca juga : Airlangga Temui Menteri Inggris, Lobi Soal Sawit Indonesia di Eropa

Pemerintah Presiden Lenin Moreno mengatakan bahwa Patino, yang menjabat sebagai menteri luar negeri pada masa pemerintahan President Rafael Correa, memiliki hubungan dengan WikiLeaks.

Moreno pekan lalu mencabut suaka diplomatik pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Assange mendapat perlindungan dari Correa di kedutaan besar London pada 2012, namun Moreno menuding WikiLeaks dan Assange melanggar privasinya dengan menyebarkan sejumlah foto pribadi keluarga.

Baca juga : Hajar Rival Sekota, Arsenal Kian Kokoh Di Puncak Klasemen Liga Inggris

WikiLekas membantah tudingan tersebut. Mereka berpendapat bahwa Moreno sedang berupaya mengalihkan perhatian dari dugaan korupsi yang dituduhkan terhadapnya.

Patino, ekonom yang meminta pendukung untuk melakukan "perlawanan agresif" terhadap Moreno pada Oktober 2018, kabur dari Ekuador melalui jalur darat pada Rabu, menurut pernyataan kantor jaksa agung.

Baca juga : Arsenal Kian Mantap di Puncak Klasemen usai Pecundangi Chelsea 5-0

"Kantor jaksa agung memulai proses kriminal terhadap Ricardo Patino atas dugaan penghasutan," kata kantor tersebut. (Patino) menyampaikan pidato yang menghasut orang agar mengambil alih sejumlah lembaga publik dan memblokade jalan."

"Hakim mengabulkan permintaan kantor jaksa agung dengan memerintahkan penahanan dan meminta dikeluarkannya kartu merah Interpol," demikian keterangan kantor tersebut.